Selain untuk KEK, ada juga untuk monorel, kereta api, pelabuhan ..."
Palembang (ANTARA News) - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) membutuhkan sumber daya manusia (SDM) andal untuk mengembangkan kawasan ekonomi khusus (KEK) yang ditargetkan beroperasi pada tahun ini, kata Gubernur Sumsel Alex Noerdin.

"Sumsel saat ini sedang membangun Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api yang merupakan kawasan industri. Ribuan tenaga kerja akan terserap di sana, dan harapannya yang menjadi tenaga profesionalnya adalah putera daerah sendiri," katanya usai peluncuran program kuliah gratis di Palembang Sport Convention Center, Sabtu.

Ia mengemukakan, berlandaskan hal itu, maka program kuliah gratis menyediakan 58 program studi yang sebagaian besar diproyeksikan untuk menyiapkan tenaga kerja di KEK.

"Selain untuk KEK, ada juga untuk monorel, kereta api, pelabuhan, karena Sumsel dalam tahun mendatang akan membangun infrastruktur tersebut," ujarnya.

Ia menerangkan, peningkatkan kualitas SDM ini harus menjadi perhatian mengingat Sumsel sudah menjadi salah satu provinsi terdepan di Indonesia, seiring dengan peran di berbagai ajang olahraga internasional.

Sumsel, dikemukakannya, berkeinginan menyejahterakan rakyat dengan membebaskan biaya pendidikan dan kesehatan, membangun sarana dan prasarana vital, serta memberikan banyak lapangan kerja.

"Sejak awal saya menjadi pemimpin daerah yakni di Kabupaten Musi Banyuasin, program utama yakni di bidang pendidikan dan kesehatan, sehingga begitu menjadi gubernur saya pun terapkan. Tak cukup di sini saja, kini Sumsel mulai fokus menarik investor dalam membuka lapangan kerja," katanya.

Program kuliah gratis ini, merupakan kelanjutan dari program sekolah gratis yang dicanangkan pada 2009 ketika Alex terpilih untuk kali pertama sebagai Gubernur Sumsel.

Kemudian, pada periode kedua, Alex bersama Ishak Mekki (wagub) mengeluarkan janji politik mengenai program kuliah gratis.

Untuk program kuliah gratis ini, pemprov menetapkan tiga persyaratan yakni dari keluarga kurang mampu, masuk dalam 58 program studi yang ditetapkan pemprov, dan tidak merokok.

"Mengapa tidak merokok ini menjadi syarat? Karena, mereka harus sadar bahwa uang yang digunakan untuk biaya kuliah merupakan uang rakyat yang harus dipertanggungjawabkan," kata dia.

Program kuliah gratis ini menjadi yang pertama di Indonesia dengan menggunakan dana APBD provinsi senilai Rp50 miliar dan bantuan dari APBD Kabupaten/kota.

Sebanyak 2.000 pelajar Sumsel akan mengeyam pedidikan gratis di berbagai universitas dari dalam dan luar negeri, termasuk di Institut Teknologi Nanjing, Tiongkok.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015