Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menargetkan "roadmap" (peta jalan) untuk penanganan ketahanan siber (dunia maya) akan selesai pada Oktober 2015.

Dalam konferensi pers pada Konferensi Keamanan Siber Indonesia ke-2 di Jakarta, Senin, ia menyatakan peta jalan ini tidak hanya terkait lembaga untuk keamanan siber (Badan Cyber Nasional), namun di dalamnya terdapat pedoman keamanan dan ketahanan siber non-militer.

Terdapat setidaknya enam sektor yang menjadi perhatian non-militer, diantaranya keuangan, perbankan, transportasi, dan utilitas publik seperti kelistrikan dan energi.

Nantinya, peta jalan tersebut menjadi pedoman penanganan ketahanan siber yang digunakan sebagai standarisasi masing-masing sektor.

Untuk itu, dalam pembuatan peta jalan tersebut melibatkan semua pemangku kepentingan, tidak hanya pemerintah, namun juga industri dan masyarakat.

"Yang men-drive itu pemerintah, implementasi ke masing-masing organisasi, serta perseroan, di pemerintah masing-masing sektor," katanya.

Dalam acara itu juga, Ketua Dewan Profesi dan Asosiasi (DPA) Masyarakat Telekomunikasi Setyanto P Santoso juga sepakat peta jalan tersebut dibuat dengan pendekatan yang melibatkan semua pemangku kepentingan.

"Dengan demikian, hasilnya akan lebih optimal dan mampu menjaga keamanan dan ketahanan dunia siber," katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya sosialisasi kewaspadaan terhadap keamanan siber bagi para penggunanya.

"Penting untuk membuat security awareness di kalangan pengguna, begitu pula pejabat pemerintah," katanya.

Sementara itu, Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia Andi Budimansyah menyambut baik adanya peta jalan tersebut.

Menurut dia, keamanan siber di Indonesia saat ini perlu untuk dikoordinasikan lebih lanjut dengan melibatkan semua pemangku kepentingan.

Selain itu, sosialisasi terhadap keamanan siber juga perlu ditingkatkan sehingga dapat meminimalisir lubang serangan terhadap dunia siber di Indonesia.

"Tidak semua sektor juga waspada terhadap ancaman ini. Dan semuanya kini harus dijaga dan jago, karena yang namanya internet inikan terhubung, kalau yang satu kuat yang lainnya lemah, maka yang lemah jadi pintu masuk serangan dan bahaya," katanya.

Ia menambahkan, ancaman dunia siber nyata dan bisa mengguncang negara.

"Misalnya aja, itu ATM tiba-tiba mati, tidak bisa dipakai di seluruh Indonesia, apa tidak ngamuk tuh masyarakat, dampaknya ke perekonomian, sosial dan politik, dampaknya bisa lebih parah lagi," katanya.

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015