Accra (ANTARA News) - Seorang pria berusia 25 tahun dari Ghana telah melakukan perjalanan ke sebuah kamp pelatihan kelompok ISIS.

Peristiwa tersebut menjadi perekrutan personel, yang pertama yang diketahui dari negara Afrika Barat untuk bergabung dengan kelompok militan.

Keputusan Nazir Nortei Alema, lulusan dari satu universitas itu, akan mengejutkan Ghana yang membangggakan kemampuan negaranya untuk melestarikan keharmonisan sosial dan mengelola sengketa politik dan komunal dengan damai, berbeda dari beberapa negara tetangga lainya.

"Kami hancur. Sejak berita itu ibunya telah menangis," kata ayah dari Alema, Abdul Latif Alema kepada Reuters dan menambahkan bahwa ia yakin kelompok ISIS harus dihancurkan.

Sekitar sepertiga dari populasi Ghana, yaitu sebanyak 27 juta penduduknya adalah muslim.

Mereka hidup berdampingan dengan damai dengan mayoritas Kristen dan sejauh ini tampaknya menghindari pengaruh jenis Islam radikal yang telah berakar di negara-negara tetangga seperti Nigeria dan Mali.

Alema menghabiskan banyak waktu luangnya dengan "online" di internet dan hampir pasti ia bergabung melalui interaksi di Facebook dibandingkan melalui apa yang diajarkan di masjid-masjid di Osu, distrik terdekat dari ibu kota Ghana, kata keluarga dan teman-temannya.

Ia telah menyelesaikan magangnya di pemerintahan pada Juli lalu dan awalnya mengatakan kepada orangtuanya bahwa ia sedang melakukan perjalanan dari rumahnya di Accra ke Prestea, sebuah kota pertambangan di sebelah barat negara itu.

"Dua minggu kemudian pada 16 Agustus, kami mendapat pesan darinya melalui Whatsapp dan mengatakan ia berada di sebuah tempat pelatihan untuk bergabung dengan kelompok ISIS di negara yang tidak diketahui," ujar saudaranya Kabiru Alema kepada Reuters.

Ribuan orang asing dari lebih dari 80 negara telah bergabung dengan ISIS dan kelompok-kelompok radikal lainnya di Suriah dan Irak.

Kabiru Alema mengatakan saudaranya tidak menyatakan ketertarikan tertentu dalam Islam radikal tetapi dalam pesannya, Nazir Alema mengatakan bahwa dengan bergabung dengan ISIS, maka ia menaati panggilan dari Allah untuk meninggalkan apa yang disebut "sistem yang korup".

"Ia bilang sangat mengasihi kami dan bahwa kami harus memaafkannya karena niatnya tersebut tidak diketahui kami dari awal," kata adiknya itu.

Pemerintah Ghana tidak segera bersedia untuk memberikan komentar.

Pada Maret lalu, Boko Haram Nigeria, kelompok militan Islam paling mematikan di Afrika Barat telah bersumpah setia kepada pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.

Sementara itu, penasehat dari Kepala Imam Ghana, Sheikh Armiyawo Shaibu mengutuk klaim Nazir Alema bahwa ia bergabung dengan kelompok militan itu untuk memenuhi pekerjaan Tuhan.

(Uu.B020)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015