Makkah (ANTARA News) - "Barang siapa bershalawat kepadaku atau meminta agar aku mendapatkan wasilah, maka dia berhak mendapatkan syafaatku pada hari kiamat nanti".

Demikian sabda Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam (SAW) seperti yang dikemukakan Abdullah bin Amr dalam salah satu hadist.

Hampir semua umat Islam pasti pasti mengetahui manfaat dari shalawat, yang merupakan ungkapan pujian dan terima kasih kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan ayat-ayat Allah kepada manusia dan memberikan suri-tauladan yang mengagumkan.

Mungkin itu juga alasan pemerintah, mengapa bus yang disediakan untuk mengantar jamaah haji Indonesia dari pemondokan ke Masjidil Haram, Makkah, menggunakan nama Bus Shalawat, yaitu agar mendapat syafaat dari junjungan Nabi Muhammad SAW.

Bus berwarna hijau dan merah dengan kapasitas 45 penumpang per kendaraan itu, akan hilir mudik selama 24 jam untuk mengantar jamaah haji yang ingin beribadah ke mesjid terbesar di Makkah itu.

Jamaah yang letak pemondokannya jauh atau lebih dari dua kilometer dari tempat Kabah berada itu, bisa dengan mudah mengakses angkutan yang sediakan Kementerian Agama sebagai Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI).

Bus Shalawat dengan tiga pintu elektronik siap menyambut jamaah di beberapa halte dekat pemondokan jamaah haji Indonesia yang kini tersebar di enam wilayah yaitu Jarwal, Misfalah, Mahbas Jin, Raudhah, Syisyah, dan yang terjauh Aziziyah.

Pemerintah melalui Kemenag menyiapkan 11 rute yaitu Aziziah Janubiah - Mahbas Jin - Bab Ali (rute 1), Aziziah Syimaliyah 1 - Mahbas Jin - Bab Ali (rute 2), Aziziah Syimaliyah 2 - Mahbas Jin - Bab Ali (rute 3), Mahbas Jin - Bab Ali (rute 4), dan Syisyah Raudhah 1- Syib Amir (rute 5).

Kemudian Syisyah Raudhah 2 - Syib Amir (rute 6), Syisyah 1- Syib Amir (rute 7), Syisyah 2 - Syib Amir (rute 8), Raudhah - Syib Amir (9), Biban - Syib Amir (rute 10) dan Misfalah/Nakkasah - Rea Bakhas/Jiad (rute 11).

Terminal Syib Amir, Bab Ali, dan Rea Bakhas/Jiad merupakan wilayah terdekat dengan Masjidil Haram, sehingga jamaah bisa jalan kaki sekitar 200 - 300 meter menuju Kabah, Baitullah (Rumah Allah).

"Jamaah tinggal menunjukkan kartu rute bus yang kami berikan bersamaan dengan kunci pemondokan ketika mereka datang ke Makkah," kata Kepala Bidang Transportasi PPIH daerah kerja (daker) Makkah, Subhan Cholid, ketika ditemui di sela-sela uji coba operasional Bus Shalawat.

Dengan kartu yang warnanya sesuai dengan stiker yang akan ditempel pada bagian bus tersebut, jamaah diharapkan paham dan tidak salah menaiki bus dengan rute yang berbeda di terminal utama Bus Shalawat.

"Kartu itu juga akan sangat membantu petugas (transportasi), ketika menolong jamaah haji yang bingung, mau naik bus yang mana," ujar Subhan lagi.


Peningkatan

Fasilitas angkutan untuk jamaah haji dari pemondokan ke Masjidil Haram sudah ada pada musim haji tahun-tahun sebelumnya.

Namun fasilitas bus Shalawat terus ditingkatkan seiring semakin jauhnya letak pemondokan jamaah dari Masjidil Haram seiring dengan perluasan area masjid tersebut. Saat ini penginapan terdekat jamaah haji Indonesia di Makkah kurang dari satu kilometer dan sebagian besar di atas dua kilometer.

Tahun ini Kementerian Agama memperkecil konsentrasi pemondokan jamaah Indonesia. Dari tahun lalu 12 lokasi kini terpusat pada enam wilayah yaitu Jarwal, Misfalah, Mahbas Jin, Syisyah, Raudhah, dan Aziziah.

Paling dekat dengan Masjidil Haram adalah wilayah Jarwal, sehingga jamaah bisa jalan kaki kurang dari satu kilometer. Sedangkan sisanya relatif di atas dua kilometer, hanya Misfalah yang mendekati dua kilometer dan di situ, pemerintah tetap menyediakan angkuta Bus Shalawat buat jamaah.

Meskipun konsentrasi pemondokan jamaah haji lebih kecil, jumlah Bus Shalawat yang dikerahkan justru tidak dikurangi. Bila tahun lalu ada 150 bus, maka tahun ini pemerintah menyiapkan 209 bus yang disewa dari perusahaan transportasi di Arab Saudi yaitu Rawahel dan Saptco.

"Kondisi bus masih bagus, paling tua tahun 2007," kata Subhan. Salah satu perusahaan jasa transportasi Arab Saudi yaitu Saptco menggunakan bus buatan pabrikan mobil China, King Long itu, dengan warna merah. Sedangkan Rawahel menyediakan bus warna hijau.

Kedua bus dengan warna mencolok itu akan hilir mudik selama 24 jam melayani jamaah yang ingin puas beribadah di Masjidil Haram yang pahalanya mencapai ribu kali dibanding masjid lainnya, kecuali Masjid Nabawi dan Masjid Aqsa.


Awasi

Pantauan Antara yang ikut pada saat simulasi operasional Bus Shawalat pada 23 Agustus lalu, bus warna merah yang diuji coba dari kantor Misi Haji Indonesia di wilayah Syisyah hingga Mahbas Jin memang masih dalam kondisi yang relatif bagus.

Hanya seperti pada bus umumnya, ruang kursinya agak sempit. Bila jamaah bertubuh besar dan gemuk, maka satu baris yang terdiri dari dua kursi tidak akan cukup untuk dua orang.

Selain itu, ketika diuji coba, pendingin dalam ruang (AC) mobil belum bisa mengalahkan udara panas di Makkah yang menembus angka di atas 40 derajat.

"AC-nya tolong lebih dingin," teriak petugas transportasi dari belakang ketika mobil diuji coba.

Namun karena uji coba lebih pada orientasi rute untuk petugas, maka AC tetap tidak diturunkan suhunya, sehingga udara di dalam bus agak pengap karena bus juga penuh dengan penumpang yang sebagian besar adalah petugas di seksi transportasi.

Semoga ketika Bus Shalawat beroperasi untuk jamaah, ruang di dalam kendaraan tersebut lebih sejuk.

Apalagi biasanya pada jam-jam padat, jumlah penumpang akan melebihi kapasitas tempat duduk, sehingga dibutuhkan udara yang lebih sejuk agar jamaah tidak kepanasan di dalam bus.


Harapan

Sementara itu Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis mengharapkan semua petugas PPIH Arab Saudi Tahun 1436H/2015M termasuk di sektor transportasi bekerja secara sungguh-sungguh melayani jamaah.

Apalagi sektor transportasi juga memiliki peranan penting untuk memfasilitasi jamaah yang ingin mendulang pahala dengan beribadah di Masjidil Haram sebelum puncak dan pascapelaksanaan haji.

"Keamanan dan kenyamanan jamaah harus benar-benar diperhatikan petugas. Kita melayani tamu-tamu Allah," kata Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat menambahkan.

Keseriusan pemerintah melayani jamaah terkait transportasi ke masjidil Haram juga ditunjukkan dengan sosialisasi rute secara intensif baik melalui radio dan televisi ketika jamaah masih di Tanah Air, sampai mengerahkan petugas di Tanah Suci untuk melakukan edukasi kepada jamaah.

"Tolong juga kepada para jamaah, jangan buru-buru menunaikan ibadah (di Masjidil Haram). Kenali lebih dulu tempat tinggalnya, ciri-ciri fisik (hotel) yang jelas, serta jalur transportasinya sehingga ketika keluar hotel bisa kembali ke penginapan masing-masing," ujarnya.

Tahun ini Bus Shalawat akan melayani sekitar 119 ribu jamaah yang berada di sekitar Misfalah, Syisyah, Raudah, Mahbas Jin, dan Aziziah.

"Tahun ini hampir 80 persen jamaah haji mendapatkan layanan transportasi," katanya.

Oleh Risbiani Fardaniah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015