Jakarta (ANTARA News) - Berjalan ke kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, kurang lengkap rasanya jika tak singgah menikmati Sate Afrika yang disajikan dengan pisang goreng.

"Menikmati Sate Afrika harus dengan pisang atau roti, karena itu merupakan kebudayaan dari tempat asal sate ini," ujar pemilik Sate Afrika, H Ismail Coulibaly, di Jakarta, Rabu.

Ismail membawa sate tersebut dari negara asalnya yakni Mali. Di Afrika, sate dinikmati dengan makanan pokok penduduk setempat yakni pisang atau roti.

"Saya tidak mau memisahkan keduanya karena itu kebudayaan makan di Afrika. Kalau enggak ada pisang atau roti, bukan sate Afrika namanya," tambah dia.

Uniknya, Sate Afrika disajikan tanpa tusuk. Pengunjung akan merasakan sensasi berbeda saat menggigit daging domba empuk bersama dengan pisang goreng.

Daging yang digunakan berasal dari daging domba betina yang berumur satu hingga dua tahun. Warung Sate Afrika Tanah Abang buka dari jam 14.00 hingga 15.00.

Selain makanan istimewa, di Warung Sate Afrika ini juga menyediakan banyak jus istimewa. Salah satunya jus penurun kolestrol.

Setiap harinya, warung tersebut dipenuhi pengunjung. Bahkan, pihaknya memperluas jaringan Sate Afrika dengan membuka cabang di Yogyakarta.

Warung Sate Afrika di Yogyakarta merupakan cabang dari di Tanah Abang Jakarta. Rasa sate tetap dipertahankan sesuai dengan aslinya.

(I025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015