Jakarta (ANTARA News) - Produser solusi kedirgantaraan, sistem, dan pertahanan Swedia, Saab AB, menandatangani nota kesepahaman kerja sama ilmiah di berbagai bidang, di Aula Barat ITB, Bandung, Rabu. 




Yang disasar dalam nota kesepahaman lima tahunan dengan pola kemitraan sejajar itu cukup luas, mulai dari aeronautika, transportasi, infrastruktur, kota cerdas alias smart city, dan pembangunan perkotaan. 




Penandatanganan dilakukan Rektor ITB, Prof Dr Kadarsah Suryadi, dan Kepala Teknologi/Kepala Strategi Saab Swedia, Pontus de Laval, disaksikan semua hadirin dalam forum ITB-CEO Summit on Innovation. 




Saab Swedia sebagai perusahaan multinasional yang bergerak di puluhan negara menganggap terobosan dari ITB ini sangat baik karena sesuai dengan “DNA” mereka yang berbasis Triple Helix. 




Konsep memadukan tiga pilar penentu kemajuan Swedia yang telah membudaya sejak lama dalam dunia pendidikan mereka, yaitu pemerintah, industri, dan dunia akademi. Bagi Swedia, ketiga pilar inilah yang menjadi jiwa kemajuan inovasi dan industri mereka; ketiganya saling mendukung dan menguatkan. 




“Dalam kaitan kerja sama ini, kami memandang pada negara kami yang ukurannya kecil dari sisi luas wilayah dan jumlah penduduk. Penting bagi kami bekerja sama dengan Indonesia,” kata de Laval. 




Salah satu titik penting guna memulai kerja sama ini, kata de Laval, adalah melalui riset yang menjadi kekuatan Saab, yang juga bisa membuat ikatan kedua pihak secara jangka panjang. 




Pola seperti itulah yang telah dilakukan Saab di seluruh dunia dan terbukti berhasil, termasuk di Brazil. 







Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015