New York (ANTARA News) - Sejak Andy Roddick menjuarai AS Terbuka 2003, tidak ada lagi petenis putra Amerika Serikat yang meraih gelar juara pada turnamen-turnamen Grand Slam.

Generasi emas tenis putra AS yang dipimpin oleh 14 kali juara Grand Slam, Pete Sampras, dan juara delapan kali turnamen besar Andre Agassi, tidak berlanjut sampai sekarang.

Dunia tenis putra pada era kini dikuasai oleh pemain Swiss Roger Federer dan petenis Spanyol Rafael Nadal.

Sampras terakhir meraih gelar juara pada turnamen besar yakni AS Terbuka tahun 2002, sedangkan trofi Grand Slam terakhir Agassi diraih tahun 2003 pada Australia Terbuka.

Setelah itu ada Roddick yang menjuarai AS Terbuka 2003, sehingga menjadi pemain nomor satu dunia hingga Februari 2004.

Sejak itu, tidak ada lagi petenis putra AS yang berada di peringkat atas dunia. Bahkan sejak 2011, tidak ada petenis putra AS yang masuk 10 besar peringkat dunia (ATP). Terakhir adalah Mardy Fish, yang akan mengundurkan diri setelah turnamen Grand Slam AS Terbuka yang dimulai pekan depan.

Pekan ini, petenis berusia 30 tahun John Isner menjadi pemain nomor satu AS dengan peringkat dunia ke-13.

Namun Isner, 10 kali juara turnamen ATP, masih sulit untuk bersaing di tingkat elit pada turnamen level Grand Slam. Prestasi tertingginya pada Grand Slam adalah ketika mencapai perempat final AS Terbuka 2011.

Andalan AS lainnya dalam turnaemen di Flushing Meadows New York nanti adalah Jack Sock, peringkat 28 dunia.

Jika 15 tahun lalu Amerika Serikat meraih empat gelar juara Grand Slam, melalui Sampras dan Agassi, kini dalam dua tahun terakhir tidak ada satu pun petenis putra AS yang melewati babak ketiga AS Terbuka.

Catatan buruk ini membuat Persatuan Tenis AS memecat Pat McEnroe, saudara kandung juara Grand Slam tujuh kali John McEnroe, sebagai manajer pengembangan pemain tahun lalu.

"Jika ditanya apa yang salah dengan tenis Amerika Serikat, kami perlu atlet-atlet yang hebat," kata Pat McEnroe seperti dikutip AFP.

Dengan makin sedikitnya turnamen di AS, maka makin sedikit juga yang ditayangkan televisi AS. Dan itu mungkin jadi makin berat untuk menghasilkan pemain melalui kompetisi seperti halnya NBA, NFL dan sepak bola.

(Uu.T004) 

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015