Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo pada Kamis siang memanggil Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo untuk mengetahui perkembangan kondisi ekonomi nasional saat ini.

"Saya dengan Menteri Keuangan itu diminta untuk menyampaikan perkembangan daripada kondisi ekonomi moneter dan kita memberikan update dari sisi moneter, fiskal, dan Beliau, Bapak Presiden menjadi lebih up to date lah tentang hal ini," kata Agus di Kompleks Istana Presiden usai bertemu Presiden.

Ia menjelaskan bahwa saat ini muncul kekhawatiran terkait rencana Amerika Serikat menaikkan tingkat suku bunga, keputusan Tiongkok mendevaluasi Yuan, dan penurunan tingkat bunga di Tiongkok.

"Dan ini semua disertai dengan pertumbuhan eoknomi dunia yang melambat. Jadi itu berdampak terhadap Indonesia juga," katanya.

Ia mengatakan Bank Indonesia mengambil sejumlah langkah untuk menghadapi kondisi itu. Bank Indonesia, menurut dia, antara lain akan terus menerbitkan kebijakan moneter "yang hati-hati dan konsisten untuk membawa inflasi menuju sasaran."

"Sasarannya adalah empat plus minus satu dan juga mengarah pada transaksi berjalan yang defisitnya lebih rendah," katanya serta menambahkan Bank Indonesia akan terus menerbitkan kebijakan makro prudensial.

Bank Indonesia, ia melanjutkan, juga menerbitkan kebijakan penggunaan rupiah dalam transaksi di dalam negeri.

"Kami juga jelaskan kebijakan BI untuk senantiasa menjaga stabilitas di pasar valuta asing untuk volatilitasnya agar dalam batas yang sehat dengan tetap memperhatikan kecukupan cadangan devisa," papar Agus.

Selain itu Bank Indonesia bekerja sama dan berkoordinasi dengan lembaga-lembaga negara dalam Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK).

Agus berharap periode ini bisa dilewati dan secara fundamental ekonomi Indonesia membaik.

"Fundamental itu terutama yang kita soroti adalah inflasi tadinya 8 persen mengarah ke 4-5 persen, kemudian transaksi berjalan yang tadinya defisit 4,2 persen, GDP sekarang ada di kisaran dua persen GDP. Kita juga lihat neraca perdagangan tahun lalu defisit sekarang sudah bisa surplus," katanya.

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015