Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar yang rendah beberapa waktu belakangan ini membuat perhelatan mode Jakarta Fashion Week fokus terhadap "bussines to business".

"Kalau dilihat dari partisipan fashion link 'b to b' ada penambahan karena kita tambah desainer dan partner," kata Direktur JFW Lenny Tedja saat ditemui di jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Jakarta Fashion Week mengadakan fashion link untuk mempertemukan perancang busana dengan calon pembeli dari dalam maupun luar negeri.

Menyasar pada b to b, Lenny mengatakan mereka mempersiapkan para perancang mereka agar mampu menembus pasar internasional.

Visi JFW adalah menyejajarkan perancang busana Indonesia dengan para perancang internasional.

Ia juga mengadakan pembinaan kepada para perancang agar siap beradu ke kancah dunia.

"Menampilkan mereka yang sudah siap ke panggung internasional," kata Lenny.

Selain itu JFW juga memfasilitasi perancang Indonesia untuk berkolaborasi dengan perancang asing agar mereka kaya desain dan ide.

"Dengan itu, secara desain dan ide jadi lebih kaya dan inovatif," kata Lenny.

Lenny mengatakan mereka pun butuh lebih banyak dukungan dari pemerintah untuk menghadapi masa yang sulit ini.

"Tahun ini memang susah banget. Kami berusaha semaksimal mungkin," kata dia.

Jakarta Fashion Week 2016 akan diselenggarakan di Senayan City pada 26-30 Oktober 2015.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015