Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Sugihartatmo menyangkal pembiayaan program pembuatan website Revolusi Mental yang dikabarkan menelan biaya Rp140 miliar.

Menurutnya,  informasi mengenai jumlah anggaran yang beredar di media berbeda dengan yang tercantum dalam APBN-P 2015.

"Kami ingin meluruskan informasi yang berkembang terkait pembiayaan program pembuatan website revolusi mental yang dikabarkan telah menelan biaya Rp140 miliar adalah tidak benar. Anggaran persiapan website dialokasikan maksimal Rp200 juta. Anggaran program gerakan revolusi mental secara keseluruhan sebagaimana tertuang dalam APBNP 2015 adalah sebesar Rp149 miliar," kata Sugihatatmo dalam siaran pers yang diterima ANTARA News di Jakarta pada Kamis.

Menurutnya, penggunaan instrumen website hanya salah satu dari sejumlah program gerakan nasional revolusi mental. Program-program yang lain meliputi sosialisasi dan komunikasi publik, koordinasi pusat dengan daerah, kesekretariatan dan operasional.

Gerakan revolusi mental sendiri adalah gerakan nasional yang memiliki tiga nilai: integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong. Sebagai pedoman bagi masyarakat terkait gerakan revolusi mental, telah disusun Buku Landasan Filosofis dan Buku Panduan Umum revolusi mental. Gerakan Nasional Revolusi Mental hanya dapat berjalan secara optimal dan efektif dengan keterlibatan dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat.

Kemenko PMK juga meminta maaf atas tidak berfungsinya website www.revolusimental.go.id yang baru saja diluncurkan beberapa waktu yang lalu.

"Kami bertanggung jawab atas ketidaknyamanan ini dan sedang berupaya untuk memperbaikinya," demikian Sugihartatmo.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015