Suka atau tidak suka, fakta makro ekonomi global mengindikasikan terjadinya pusaran baru krisis ekonomi global,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Usaha kecil dan menengah akan menjadi penyelamat perekonomian nasional saat resesi atau krisis ekonomi, kata ekonom Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Ahmad Maruf.

"Usaha kecil dan menengah (UKM) akan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi yang strategis dalam menjaga ketersediaan produk barang dan penyerapan tenaga kerja," katanya di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, pintu penguatan kapasitas UKM dalam kondisi resesi adalah kebijakan fiskal berupa penghilangan semua bentuk pajak dan biaya ekonomi tinggi yang dalam kondisi normal masih bisa ditanggung UKM.

"Dalam kondisi resesi, semua bentuk pajak dan biaya ekonomi tinggi harus dilepaskan agar kapasitas keuangan UKM tidak terkoreksi. Kebijakan suku bunga bersifat diskresi perlu dipersiapkan khususnya pada kredit modal kerja UKM," katanya.

Selain itu, kata dia, peran konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional juga harus dipertahankan. Pada 2014, konsumsi rakyat menyumbang 56,07 persen dari PDB.

"Dalam kondisi resesi, nilai konsumsi dijaga dari pelemahan. Hal yang perlu diubah adalah pilihan produk harus berpihak pada produk lokal," kata Maruf yang juga Direktur Eksekutif Institute of Public Policy and Economics Studies (Inspect).

Ia mengatakan belanja publik dalam bentuk kegiatan yang mendorong belanja dan rekreatif perlu dipercepat dan diperbesar skalanya. Berbagai festival, bazaar rakyat, dan penguatan pasar rakyat menjadi prioritas.

Pasar rakyat menjadi simpul ekonomi pada produksi dan belanja masyarakat, yang selama ini didominasi oleh kelompok masyarakat menengah dan bawah.

"Dinamika pasar rakyat secara masif pada semua daerah akan berkontribusi menahan pelemahan sektor perdagangan modern, yang semuanya berujung pada penyelamatan ekonomi nasional," katanya.

Menurut dia, saat ini ekonomi Indonesia dan beberapa negara di Asia dan Amerika Latin memasuki fase resesi ekonomi. Pada 2015, laju pendulum menuju pelemahan ekonomi global telah riil terjadi.

"Suka atau tidak suka, fakta makro ekonomi global mengindikasikan terjadinya pusaran baru krisis ekonomi global," kata Maruf.

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015