Jakarta (ANTARA News) - Perancang Ria Miranda menyiasati nilai rupiah yang melemah dengan mencari alternatif kain yang lebih murah ketimbang yang biasa dibelinya. 

"Cari kain yang tidak terlalu mahal, setelah itu diberi detil-detil baru, seperti payet," kata Ria di Jakarta, Jumat. 

Ria mengaku masih membeli sebagian bahan baku dari luar Indonesia, misalnya katun Jepang dan renda-renda Prancis. 

Melemahnya rupiah membuat harga barang-barang tersebut lebih mahal meskipun tidak signifikan. 

"Harga kain naik tapi tidak drastis, tidak sampai dua kali lipat," ujar perancang yang sedang mengikuti program Fashion Forward dari Jakarta Fashion Week. 

Bila rupiah tak kunjung menguat dan harga kain terus naik, Ria terpaksa harus menaikkan harga busana yang akan dijualnya. 

Ria menambahkan dirinya juga menggunakan bahan baku lokal untuk membuat rancangan-rancangan dengan ciri khas warna pastel. 

"Misalnya saya lagi pakai songket, tapi pesan dari dalam itu tidak secepat pesan dari luar," imbuh Ria. 

Saat ini, melemahnya nilai rupiah tidak berpengaruh bagi bisnis Ria Miranda karena dia telah mempersiapkan koleksi pascalebaran sejak lama sehingga dia tidak perlu membeli berbagai bahan dengan harga yang lebih mahal. 

"Biasanya stok habis dan harus bikin dari awal, dari pengalaman tahun sebelumnya, saya jadi siapkan koleksi baru sejak sebelum lebaran." Ria Miranda akan berpartisipasi dalam gelaran Jakarta Fashion Week tahun ini dengan rancangan khusus busana premium.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015