Cianjur (ANTARA News) - Dua orang gadis belia asal Cianjur, Jabar, korban perdagangan manusia, akhirnya dapat kembali berkumpul dengan keluarganya setelah dijemput tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Cianjur di Palembang.

ST (16) dan DS (18) warga Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Cianjur, bernafas lega karena berhasil kembali ke Cianjur, setelah disekap dan dipaksa melayani laki-laki hidung belang di salah satu lokalisasi di Palembang, selama satu pekan.

Namun keduanya berhasil melarikan diri dan melapor ke polsek setempat untuk minta perlindungan."Kami bilang saya pemilik kafe tempat kami disekap, mau isi pulsa. Mendapat kesempatan, kami mencari kantor polisi terdekat dan minta perlindungan," kata ST saat ditemui di Pendopo Kabupaten Cianjur, Minggu.

Dia menuturkan, awal kejadian mereka bisa sampai ke lokalisasi di Palembang itu, adalah perkenalannya dengan Yuli (29) yang sempat datang ke toko tempat mereka bekerja di Kabupaten Bandung Barat. Setelah dua hari bertemu, Yuli mengajak keduanya untuk jalan-jalan ke Bandung dan diajak makan di daerah Caringin-Bandung.

Selang beberapa menit setelah makan, keduanya merasa pusing dan meminta ijin untuk pulang kembali ke Bandung Barat. Namun Yuli mengarahkan mereka untuk naik bus yang ditunjuk Yuli, meskipun mereka menolak namun Yuli memaksa keduanya untuk tetap naik bus yang ditunjuk dan dibayarkan ongkosnya.

"Ketika terbangun, kami sudah berada di atas kapal laut dan tidak tahu kami akan dibawa ke mana. Bahkan ketika kami bertanya Yuli sempat marah dan bilang kami harus menurut saja," katanya.

Setibanya di Palembang, kedua gadis yang hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama itu, langsung disekap di dalam kamar dan diberi pakaian seksi berupa tangtop dan celana pendek. Bahkan keduanya dipaksa keluar kamar untuk melayani tamu hidung belang.

"Kami menolak karena tidak mau bekerja seperti itu, akhirnya sore hari kami pura-pura mau beli pulsa dan berhasil keluar kafe. Kami lari ke Polsek Sukarami, Kota Palembang. Hingga akhirnya kami dijemput tim P2TP2A Cianjur," kata DS.

Sementara itu, Ketua P2TP2A Yana Rosdiana Muchtar Soleh, mengatakan, pihaknya menerima laporan perdagangan manusia itu hari Senin (24/8) dan langsung berkoordinasi dengan Polres Cianjur.

"Ternyata Polres juga sudah menerima laporan terkait hal tersebut dari Polres Palembang. Akhirnya tidak sulit, kami tinggal menjemput saja," katanya.

Keduanya langsung disambut pihak keluarga dan dibawa pulang. Sedangkan kasusnya ungkap istri Bupati Cianjur itu, telah diserahkan dan ditangani Polres Cianjur.

Ia berharap kasus yang sama tidak lagi menimpa anak dan perempuan di Cianjur, dan ia meminta pihak berwajib mengusut tuntas kasus tersebut.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015