Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan proyek pembangkit berkapasitas total 5.459 MW mulai beroperasi secara bertahap sepanjang Agustus hingga Desember 2015.

Data Kementerian ESDM yang dikutip di Jakarta, Senin menyebutkan, pada Agustus 2015, sebanyak 678 MW direncanakan mulai beroperasi (commercial on date/COD).

Lalu, September 2015, pembangkit berkapasitas 414 MW akan mulai COD, Oktober sebanyak 924 MW, COD November 803 MW, dan Desember akan ada COD sebanyak 1.328 MW.

Sementara, selama tujuh bulan pertama 2015 (Januari-Juli), pembangkit berkapasitas 1.312 MW sudah mulai COD.

Pemerintah juga menargetkan penandatanganan perjanjian jual beli listrik (power purchased agreement/PPA) sebanyak 22.728 MW sepanjang Agustus-Desember 2015 dan peletakan batu pertama (groundbreaking) 5.990 MW pada periode sama.

Rinciannya, pada Agustus 2015, PPA yang ditandatangani ditargetkan sebanyak 3.136 MW dan groundbreaking 2.100 MW.

Selanjutnya, pada September 2015, target penandatanganan PPA pembangkit ada 1.350 MW dan groundbreaking 1.650 MW.

Pada Oktober 2015, PPA yang ditandatangani 4.100 MW dan grounbreaking 1.080 MW, PPA November ada 9.536 MW dan groundbreaking 1.160 MW, dan Desember 2015 akan ada penandatanganan PPA 3.498 MW.

Sedangkan, pada periode Januari-Juli 2015, sudah ditandatangani PPA 1.108 MW.

Data tersebut juga menyebutkan, rencana total COD pembangkit pada periode 2016-2019 ada sebanyak 39.157 MW.

Rinciannya, pada 2016, COD pembangkit ditargetkan 4.212 MW, 2017 ada 6.389 MW, 2018 sebanyak 9.237 MW, dan 2019, pemerintah merencanakan COD sebesar 19.319 MW.

Pemerintah telah mencanangkan pembangunan 291 proyek pembangkit dengan kapasitas 35.000 MW di luar 7.000 MW yang tengah berjalan.

Perkiraan nilai investasi proyek 35.000 MW tersebut 72,942 miliar dolar AS tidak termasuk biaya pembebasan lahan, bunga selama konstruksi, dan pajak.

Proyek juga mencakup 732 proyek transmisi dengan 75.000 set menara dan 1.375 unit gardu induk.

Lalu, kebutuhan konduktor alumunium mencapai 301.300 km, 2.600 set trafo, dan 3,5 juta ton baja (profil dan pipa luar pembangkit).

Sementara, tenaga kerja langsung yang dibutuhkan mencapai 650.000 dan tak langsung tiga juta pekerja dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sekitar 40 persen atau 29,2 miliar dolar AS.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015