Kabul (ANTARA News) - Pasukan keamanan Afghanistan pada Minggu (30/8) merebut kembali distrik Musa Qala yang strategis, setelah pertempuran sengit, kata Kementerian Pertahanan Afghanistan di dalam satu pernyataan.

"Setelah operasi berhasil, pasukan keamanan merenggut banyak korban jiwa di pihak Taliban di distrik Musa Qala dan kembali menegakkan kendali pemerintah di sana pada Minggu pagi," kata pernyataan tersebut.

Menurut pernyataan itu, sebanyak 120 gerilyawan tewas dan tak kurang dari 80 lagi cedera dalam operasi itu.

Dawlat Waziri, juru bicara bagi Kementerian Pertahanan, mengatakan kepada media setempat pada Minggu bahwa beberapa gerilyawan asing termasuk di antara yang tewas, demikian laporan Xinhua.

Provinsi Helmand, yang memiliki nama buruk karena gerilyawan fanatik dan tanaman opium dengan Lashkar Gah sebagai ibu kotanya --555 kilometer di sebelah selatan Ibu Kota Nasional Afghanistan, Kabul, telah dipandang sebagai kubu Taliban.

Menurut kantor berita resmi Afghanistan, BNA (Bakhtar News Agency), pasukan pemerintah membersihkan distrik Musa Qala dari gerilyawan pada Ahad dini hari.

BNA, dengan mengutip para pejabat Kementerian Pertahanan, melaporkan Kepala Staf Angkatan Darat Afghanistan Jenderal Qadam Shah Shaheem memantau operasi pembersihan guna memastikan perdamaian yang langgeng di Musa Qala dan daerah sekitarnya.

BNA menyatakan pasukan pemerintah sekarang sibuk mengkonsolidasikan posisi mereka dan mengaktifkan kembali pemerintah lokal di kabupaten tersebut.

Gerilyawan Taliban, yang pada Jumat (28/8) menyatakan perebutan Musa Qala adalah "kemenangan besar", belum mengeluarkan komentar.

Dalam perkembangan lain, menurut media setempat, bentrokan di Provinsi Zabul --tetangga Helmand-- antara pendukung pemimpin baru Taliban Mullah Akhtar Mohammad Mansoor dan gerilyawan yang setia kepada keluarga mendiang pemimpin Taliban Mullah Omar telah menewaskan lima orang dari masing-masing pihak.

Putra Omar, Mullah Yaqub --yang telah menantang kepemimpinan Mansoor yang dinilainya tidak sah, memperingatkan ledakan pertempuran di kalangan petempur Taliban bisa terjadi jika Mansoor tetap memimpin kelompok itu.
(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015