Yogyakarta (ANTARA News) - Istanbul Metropolitan Municipality menjajaki kerja sama dengan pemerintah Kota Yogyakarta untuk pengembangan Museum Panorama 1453 karena adanya ikatan sejarah antara Turki dengan Indonesia khususnya Yogyakarta di masa lampau.

"Hubungan antara Turki dan Indonesia terjalin saat Sultan Salim II mengirim 22 kapal ke Aceh untuk membantu menaklukkan Portugis dan Portugis pun akhirnya kalah," kata Manajer Urusan Administrasi Istanbul Metropolitan Municipality, Salih Dogan, saat berkunjung ke pemerintah Kota Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, Turki ingin terus menyegarkan hubungan antara kedua negara tersebut sehingga akan lebih banyak masyarakat Turki dan Indonesia yang mengerti dan memahami hubungan yang dulu pernah terjalin.

Sedangkan hubungan khusus antara Turki dengan Yogyakarta terjalin pada masa pemerintahan Kasultanan Mataram Islam dengan Kekhalifahan Turki Utsmani.

Gelar khalifatullah untuk sultan di Kasultanan Mataram Islam menjadi simbol hubungan antara Mataram Islam dengan Turki Utsmani. Kasultanan Mataram Islam juga menjadi negara yang mendapat otonomi khusus di bawah Turki Utsmani.

Sampai saat ini replika bendera pada era kekuasaan Otoman masih tersimpan di Keraton Yogyakarta.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, pertemuan tersebut dilakukan untuk menjajaki kerja sama membuka semacam miniatur museum yang menampilkan sejarah hubungan yang pernah terjalin antara Turki dengan Indonesia.

"Ini baru penjajakan awal. Konsepnya mungkin akan sama dengan Museum Panorama 1453 yang ada di Turki," katanya.

Ia berharap, kerja sama tersebut bisa direalisasikan sehingga hubungan persaudaraan antarmuslim yang terjalin erat di masa lampau bisa dilanjutkan pada saat ini.

Turki memiliki Museum Panorama 1453 yang berisi sejarah penakuklan Konstantinopel pada masa Khalifah Utsmani dan Salih ditunjuk untuk menyusun konsep serta manajemen pengelolaan museum tersebut.

Sejak dibuka enam tahun lalu, museum tersebut dikunjungi sekitar lima juta orang yang sebagian besar turis domestik. 

Pewarta: Eka Rusqiyati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015