Kudus, Jawa Tengah (ANTARA News) - Audisi umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2015 yang berlangsung di GOR Djarum, Kudus, Jawa Tengah, menjadi kota terakhir ajang penjaringan bibit bulu tangkis muda berbakat yang berlangsung pada 1-3 September 2015.

Seleksi penjaringan dalam audisi umum di kota kesembilan itu dipastikan berlangsung lebih ketat dibanding seri sebelumnya.

"Audisi di kota Kudus yang selama ini dipredisi menjadi puncak memang terbukti. Meskipun sudah dilaksanakan di beberapa kota sebelumnya, ternyata peserta masih membludak. Animo atlet muda masih kencang untuk berkompetisi," kata Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy, di GOR Djarum, Kudus, Senin.

Sebelumnya, audisi umum telah dilakukan di delapan kota besar di Indonesia yang secara total diikuti 1.900 pemain muda yakni di Medan, Palembang, Jember, Balikpapan, Manado, Makassar, Tasikmalaya, dan Purwokerto.

Sementara peserta di Kudus membludak. Yoppy mengungkapkan hingga pukul 14.30 WIB sudah ada sekitar 800-an peserta yang sudah melakukan registrasi ulang.

Persaingan dipastikan bertambah sengit dengan hadirnya pemain yang sebelumnya tidak lolos seleksi dalam audisi di delapan kota. 

Selain karena tampilnya para pemain muda berbakat dari kota di Jawa Tengah yang memiliki kemampuan di atas rata-rata . 

"Bagi pemain yang sudah mengikuti audisi di kota lain namun tidak berhasil lolos, kami masih membuka kesempatan kalau ingin mengikuti seleksi kembali di Kudus," ujar Yoppy.

Yoppy mengatakan audisi umum tahun ini berbeda dengan proses penjaringan bibit baru pada tahun sebelumnya. 

Kalau sebelumnya hanya terpusat di Kudus, pada audisi kali ini disebar di sembilan kota. Ia menambahkan, demi mendapatkan bibit pemain berkualitas super, audisi umum kali ini menerjunkan tim pencari bakat yang terdiri dari 14 legenda bulutangkis Indonesia.

"Kami terjunkan legenda untuk pakai kejelian mata mereka. Sekarang dari legenda langsung untuk melihat bibit-bibit potensial secara langsung di kota-kota audisi," jelas Yoppy.

Pewarta: Monalisa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015