Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) melemah bersama indeks bursa saham kawasan Asia, turun 25,40 poin atau 0,56 persen menjadi 4.484,20 pada pembukaan pasar Selasa pagi.

Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 6,50 poin (0,84 persen) ke level 764,30.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok serta antisipasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve Amerika Serikat membuat mayoritas bursa saham di kawasan Asia, termasuk BEI, terkoreksi.

"Kondisi perekonomian Tiongkok yang masih melambat serta akan diumumkannya suku bunga The Fed tanggal 16-17 September 2015 nanti, pergerakan pasar diperkirakan masih akan bervariasi," katanya.

Ia menambahkan kabar mengenai kebijakan Menteri Badan Usaha Milik Negara menghentikan program buy back saham menambah sentimen kurang bagus bagi pasar karena dianggap terlalu terburu-buru untuk menyatakan bahwa krisis sudah berlalu.

"Buy back saham BUMN mengurangi rasa aman pada pemodal. Namun situasi itu diharapkan dapat diimbangi oleh pernyataan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya yang memberikan sinyal masih berada di pasar modal, itu dapat memberikan rasa aman ketika harga saham turun," katanya.

Selain itu, menurut analis dari Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe pelaku pasar saham sedang menanti data inflasi Agustus yang rencananya dirilis Badan Pusat Statistik hari ini.

Di tengah penantian itu, sebagian pelaku pasar cenderung melakukan aksi ambil untung sehingga IHSG mengalami koreksi.

"Diharapkan hasil inflasi Agustus masih rendah. Karena inflasi yang rendah mencerminkan fundamental ekonomi yang baik bagi Indonesia, dengan begitu potensi indeks BEI berbalik menguat cukup terbuka," katanya.

Di tingkat bursa regional, indeks Bursa Hang Seng melemah 77,47 poin (0,36 persen) ke level 21.593,11; indeks Nikkei turun 391,18 poin (2,07 persen) ke level 18.499,30; dan indeks Straits Times melemah 12,91 poin (0,41 persen) ke posisi 2.909,26.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015