Kudus (ANTARA News) - Di antara 900-an peserta Audisi Djarum Beasiswa Bulu Tangkis di Kudus, Jawa Tengah, ada beberapa yang mencoba lagi setelah gagal pada audisi sebelumnya.

Bagi Muhammad Maslakil Akmal (12) ini adalah kali kedua. Siswa Kelas VI SD Integral Hidayatullah Timika, Papua, itu sebelumnya gagal lolos audisi di Makassar, Sulawesi Selatan.

Akil, demikian dia sehari-hari disapa, lebih banyak melatih gerakan kaki dan tangan agar tidak gagal lagi di Kudus.

Audisi di Kudus juga merupakan audisi kedua bagi Ryoga Dwikiwardana (12), peserta asal Lombok, Nusa Tenggara Barat. Yoga gagal saat mengikuti audisi di Makassar bulan Mei lalu.

Yoga terinspirasi oleh rekan satu klubnya, Muhammad Dzulfikar Ramadhan, yang mendapat tiket menuju grand final setelah dua kali mengikuti audisi.

"Tahun lalu saya ikut audisi di Kudus, gagal karena sakit pada babak terakhir. Kemarin di Makassar masuk empat besar langsung lolos semuanya ke grand final," kata Dzulfikar.

Dzulfikar menyewa lapangan untuk berlatih agar berhasil lolos di tahap grand final yang akan berlangsung 4-6 September.

"Selama di sini (Kudus) saya berlatih setiap sore agar kondisi fisik dan teknik permainan saya tetap terjaga," kata Dzulfikar.

Audisi PB Djarum di Kudus diikuti 913 peserta yang antara lain terdiri atas 421 peserta di bawah 13 tahun (U-13) putra, 200 orang U-13 putri, 197 orang peserta U-15 putra dan 71 peserta U-15 putri. Selain itu ada 18 peserta U-17 putra dan enam peserta U-17 putri.

Saat ini para peserta sedang menjalani tahap penyaringan, dipertandingkan dengan sesama peserta selama 10-15 menit untuk dinilai cara bermain, keuletan dan teknik permainannya.

Peserta yang lolos ke tahap kedua akan dipertandingkan dengan sistem gugur untuk memperoleh tiket ke grand final yang akan menjadi penentu penerima beasiswa bulu tangkis dari PB Djarum.

Kudus adalah kota terakhir dalam rangkaian audisi di sembilan kota. Sebelumnya audisi digelar di Medan, Palembang, Balikpapan, Jember, Manado, Makassar, Tasikmalaya, dan Purwokerto.


Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015