Gorontalo (ANTARA News) - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menembus angka Rp14.000, belum membawa dampak kenaikan harga sejumlah bahan bangunan yang dijual di toko-toko bangunan di Kabupaten Gorontalo.

Pantauan ANTARA, Selasa, harga sejumlah bahan bangunan yang dijual di toko-toko bangunan masih dalam keadan stabil, sehingga belum menerima keluhan masyarakat terkait harga bahan tersebut.

"Melemahnya nilai tukar rupiah belum berpengaruh terhadap harga bahan bangunan yang dijual di pasaran saat ini, termasuk bahan bangunan yang dijual di toko saya," kata salah seorang pemilik toko bangunan Dadang Ilahude.

Saat ini malah ada fenomena menarik, yakni harga bahan bangunan terutama besi dan semen yang tidak mengalami kenaikan, bahkan cenderung turun ditengah melemahnya nilai rupiah.

Padahal dua elemen utama dalam setiap proyek pembangunan tersebut biasanya mengalami kenaikan ketika nilai tukar dolar naik seperti pada saat krisis moneter di tahun 1998.

"Fenomena ini cukup menarik ketika nilai tukar dolar menguat, tetapi semen dan besi tidak ikut naik sehingga harga bahan bangunan yang dijual di pasaran masih terjangkau," ujarnya.

Ia menjelaskan, memang beberapa waktu lalu ada sejumlah agen/distributor yang mengatakan bahwa akan ada kenaikan harga pada bulan Juli tahun 2015 lalu, tetapi sampai akhir Agustus ini, harga bahan masih tetap normal bahkan ada yang turun.

Sebagai contoh, harga semen tonasa yang biasa dijual dengan harga Rp68.000/zak, Saat ini hanya dijual dengan harga Rp65.000/zak.

Sedangkan besi dengan kualitas baik berukuran 12 milimeter yang biasa jual dengan harga Rp99.000 /stap, saat ini hanya dijual dengan harga Rp95.000 untuk satu stapnya.

"Diharapkan keadaan harga seperti saat ini akan terus bertahan dan tidak ada kenaikan, dan kurs rupiah pun akan kembali normal, sehingga tidak akan berdampak terhadap menurunnya daya beli masyarakat karena adanya kenaikan," tukasnya.

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015