Pekanbaru (ANTARA News) - Otoritas Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menyebutkan bahwa 10 maskapai penerbangan rute baik domestik dan internasional terpaksa menunda proses pendaratan di bandara setempat karena jarak pandang pilot terbatas.

"Sampai sekarang, telah ada 10 maskapai menunda proses pendaratan pesawat atau kedatangan maupun keberangkatan baik rute domestik dan internasional," papar Air Port Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II, Toni Hendrik di Pekanbaru, Rabu.

Ia menyarankan beberapa maskapai untuk menunda proses pendaratan atau bagi maskapai berada di bandara asal, menunda keberangkatan pesawat karena jarak pandang pilot di wilayah bandara setempat terbatas atau hanya 500 meter.

Kebijakan tersebut terpaksa diambil karena melihat kondisi yang membahayakan bagi keselamatan penerbangan komersil disebabkan kebakaran lahan dan hutan di Pulau Sumatera.

"Maskapai alami penundaan karena kabut asap pekat terjadi. Sedikitnya ada lima maskapai tunda keberangkatan, maka secara otomatis kedatangan juga alami penundaan," katanya.

Saat ini, lanjut Toni, jadwal penerbangan dari dan menuju ibu kota Provinsi Riau menjadi kacau yang telah mengakibatkan ratusan orang yang merupakan calon penumpang sejumlah maskapai menjadi telantar di bandara karena tidak ada kepastian.

Sejak pagi hari atau jam 7.20 WIB merupakan waktu perdana bagi maskapai melakukan pendaratan Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, tapi hingga berita ini diturunkan pesawat Citilink nomor penerbangan QG 963 rute Jakarta-Pekanbaru belum mendarat.

"Kami belum tahu pasti, kapan aktivitas penerbangan mulai lancar karena jarak pandang terbatas. Saat ini memang sudah muncul matahari dan kami berharap beberapa maskapai bisa diterbangkan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan," katanya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan, empat kabupaten/kota di Riau saat ini diselimuti kabut asap tebal dengan jarak pandang berkisar antara 400 meter hingga 800 meter.

"Pelalawan merupakan daerah dengan jarak pandang terburuk yakni 400 meter, selanjutnya Pekanbaru 500 meter. Dumai 700 meter dan Rengat 800 meter," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin.

Ia menjelaskan berdasarkan pencitraan satelit Terra dan Aqua pada Rabu pukul 07.00 WIB, terdapat 134 titik panas yang tersebar di 11 kabupaten dan kota se-Riau.

Dari 134 titik panas, 98 diantaranya dipastikan merupakan titik api dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.

Pelalawan merupakan penyumbang titik api terbanyak dengan 36 titik api, selanjutnya Indragiri Hilir dengan 24 titik api, Indragiri Hulu 16 titik api, Kampar dan Kuantan Singingi masing-masing sembilan titik api.

"Selanjutnya Rokan Hulu dan Siak masing-masing terdapat tiga titik api, Bengkalis dua titik api dan Meranti satu titik api," ucapnya.

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015