Hong Kong (ANTARA News) - Harga saham di berbagai bursa saham Asia jatuh untuk ketiga hari berturut-turut disengat lemahnya data manufaktur Tiongkok, AS dan Eropa yang menimbulkan ketakutan melambatnya perekonomian dunia, namun harga saham perusahaan-perusahaan Jepang berdenominasi yen tak terpengaruh karena menjadi alternatif penyelamatan modal.

Indeks patokan Asia Pasifik di luar Jepang, MSCI, menyusut 1,2 persen pada sesi pagi sehingga dalam pekan ini sudah tergerus 4 persen karena para investor mencampakkan saham-saham pasar ekonomi berkembang.

Indeks saham berjangka AS, S&P e-mini, naik 0,7 persen yang menandakan investor berada dalam posisi menunggu setelah Wall Street amblas tiga persen.

Semula pasar berharap permintaan produk dari AS dan Tiongkok akan memanaskan lagi mesin ekonomi dunia,  namun data manufaktur PMI belakangan malah menunjukkan hal yang sebaliknya di mana aktivitas pabrik di AS turun ke angka terendah dalam dua tahun terakhir, sedangkan sektor manufaktur Tiongkok terperosok ke level terendah dalam tiga tahun terakhir.

"Ini adalah krisis pasar berkembang 2015," kata Dominic Rossi dari Fidelity Worldwide Management yang mengelola asset 290 miliar dolar AS di seluruh dunia.

Para investor dan manajer pengelola dana tak mau berspekulasi di mana dari data EPFR terlihat bahwa obligasi pasar berkembang mengalami outflow hebat sejak 2013, demikian pula outflow ekuitas, kata BNP Paribas.

Akibatnya, di Tiongkok, indeks CSI300 anjlok 2,4 persen ke posisi 3.281,92 poin, sedangkan indeks Shanghai terpangkas 2,5 persen ke posisi 3.088,82 poin.

Menghadapi meningkatnya ketidakmenentuan kebijakan di AS dan Tiongkok, tiga indeks saham utama AS kini terpaku pada teritori negatif.

Namun menghadapi kemungkinan naiknya suku bunga AS yang dipastikan mendorong portofolio modal beralih ke mata uang AS, hari ini dolar AS diperdagangkan naik 0,5 persen terhadap yen menjadi 120 yen, sedangkan terhadap euro naik 0,2 persen pada 1,1299 dolar AS per satu euro.

Sebaliknya harga minyak terus turun di mana hari ini harga minyak mentah AS jatuh 2,2 persen menjadi 44,40 dolar AS per barel, sedangkan Brent tertekan 1,7 persen pada 46,74 dolar AS per barel.

Namun harga emas agak stabil pada 1.138,60 dolar AS per ons setelah sehari sebelumnya naik 1 persen, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015