...punya pelatih bagus seperti apapun tetapi tetap saja kalau di lapangan tergantung pemain
Kudus (ANTARA News) - Peraih Medali Perunggu Olimpiade Beijing 2008 Maria Kristin menilai masih sulit mencari generasi unggul di nomor tunggal putri bulu tangkis.

Setelah pensiun sebagai pemain bulu tangkis akibat cedera lutut kanan yang berkepanjangan, Maria kini menjadi pelatih di PB Djarum Kudus khusus menangani pemain U-13.

Maria menjadi salah satu tim pencari bakat bersama 13 legenda bulu tangkis Indonesia pada audisi umum Djarum Bulu Tangkis 2015 yang digelar di sembilan kota. Selama audisi umum, ia turut memantau bibit-bibit potensial dari berbagai kota di Indonesia terutama nomor tunggal putri.

"Kalau lihat, dari putri masih standar beda dengan putra yang sudah kelihatan. Biasanya kalau teknik pukulan sudah bagus tetapi fisiknya masih kurang, atau sebaliknya," kata Maria di GOR Djarum, Kudus, Rabu.

Menurutnya, pekerjaan rumahnya sebagai pelatih nomor tunggal putri lebih berat untuk memoles kemampuan pemain asuhannya.

"Kalau teknik bisa ditingkatkan tetapi semua tergantung bagaimana kemauan pemain. Ada juga yang saat audisi bagus tetapi setelah masuk klub ini lupa motivasinya, tidak mau capek," tutur mantan atlet asal Tuban, Jawa Timur itu.

Melihat prestasi tunggal putri Indonesia saat ini yang belum mencolok, Maria menilai bahwa tantangan pemain saat ini tidak hanya menghadapi lawan tetapi juga lingkungan dan gaya hidup. Meskipun, secara fasilitas, menurutnya, pemain saat ini mendapat sarana dan prasarana yang jauh lebih baik terutama atlet yang bermukim di pelatnas PBSI Cipayung.

"Sekarang musuh lebih banyak, tidak hanya pemain tetapi juga lingkungan dan lainnya. Apalagi sekarang persaingan di nomor tunggal putri lebih ketat," kata Maria yang menyebut sejumlah pemain baru yang berbahaya seperti Carolina Marin dari Spanyol yang dua kali berturut-turut menjadi juara dunia.

Sebagai pelatih, ia pun mengaku ingin mencetak pemain unggul meskipun menurutnya hal tersebut tidak mudah.

"Mau, tetapi saat melatih itu tidak gampang. Kalau pemain sudah tidak punya target, susah," ujarnya.

Ia membahkan keberhasilan pemain tergantung dari individu masing-masing.

"Tergantung individu masing-masing. Apabila punya pelatih bagus seperti apapun tetapi tetap saja kalau di lapangan tergantung pemain. Karena kalau sudah capek susah bisa mikir benar, itu pemain tahan atau tidak," jelasnya.

Pewarta: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015