London (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, melakukan kunjungan ke Polandia guna menindaklanjuti berbagai kesepakatan termasuk Memorandum of Understanding on Fisheries Cooperation yang ditandatangani Indonesia dan Polandia pada tahun 2013 silam.

Selama di Polandia, Menteri Susi Pudjiastuti, mengadakan pertemuan dengan berbagai pejabat tinggi terkait antara lain Deputi Perdana Menteri / Menteri Ekonomi Polandia, Janusz Piechocinski, serta Secretary of State Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaaan, Kazimierz Plocke, di Warsawa, demikian Counsellor KBRI Warsaw, Roos Diana Iskandar kepada Antara London, Rabu.

Duta Besar RI untuk Polandia, Peter F. Gontha mengatakan Polandia merupakan negara Uni Eropa dengan sejumlah potensi yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia termasuk sektor maritim. "Indonesia memberikan perhatian yang besar dalam kemaritiman untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia," ujar Dubes Peter F Gontha.

Menteri Susi Pudjiastuti saat bertemu Deputi Perdana Menteri Polandia, yang merangkap Menteri Ekonomi, Janusz Piechocinski, melakukan re-organisasi dan fokus pada kebijakan pengamanan kekayaan laut dan pengelolaan secara maksimal potensi kemaritiman Indonesia.

Dikatakannya salah satu kebijakan prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan RI adalah pemberantasan Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) fishing yang merugikan negara sebesar 20 milyar dolar AS/tahun.

Menurut Menteri Susi, IUU identik dengan kejahatan lainnya seperti penyelundupan bahan bakar, perbudakan di kapal dan penyelundupan manusia. Keberhasilan Indonesia dalam memerangi IUU memberikan dampak positif dengan berkurangnya 36 persen subsidi dan konsumsi BBM nasional, Pemerintah mengalokasikan dua miliar dolar AS untuk pengembangan kebijakan kemaritiman nasional, ujarnya.

Sementara itu Wakil PM Polandia menyampaikan Pemerintah Polandia memberikan perhatian khusus kepada kawasan Asia Pasifik. Untuk lebih meningkatkan hubungan perdagangan, sejak 1 Agustus 2015 telah dibuka jalur container langsung dari pelabuhan Gdansk ke pelabuhan di kawasan Asia Pasifik.

"Letak strategis Polandia di jantung Eropa, dengan dukungan infrastruktur jalan raya dan pelabuhan (Gdansk dan Gdynia) dapat dimanfaatkan Indonesia sebagai gateway and hub ke kawasan Eropa," ujar Wakil PM Piechocinski.

Polandia merupakan negara kedua terbesar di Eropa dalam industri galangan kapal, terbesar keenam di Eropa dalam industri otomotif dan spare parts dan peringkat keempat dalam industri meubel.

Pengalaman dan kemampuan teknologi yang baik yang dimiliki Polandia dalam industri galangan kapal dapat dimanfaatkan Indonesia untuk menjalin kerjasama investasi galangan kapal, joint shipbuilding programme terutama untuk mother processing vessel dan teknologi cold storage processing.

Menteri Kelautan dan Perikanan, mengajak Polandia untuk berinvestasi dan menjalin kerja sama joint venture dengan PT PAL dan sektor swasta Indonesia. Hal ini disampaikan saat bertemu dengan Secretary of State Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaaan, Kazimierz Plocke.

Peningkatan kapasitas dan pembangunan sumber daya manusia bidang kemaritiman menjadi perhatian Indonesia, begitu pula Polandia. Dalam kaitan ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia akan memberikan 100 beasiswa per tahun bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar mengenai kemaritiman di luar negeri. Polandia memiliki Institut Maritim Gdansk dan Universitas Maritim Gdynia yang dapat menerima mahasiswa dari Indonesia.

Menteri Susi menyampaikan, Komunitas Ekonomi ASEAN yang akan mulai berlangsung pada 1 Januari 2016 merupakan peluang bagi Polandia untuk meningkatkan kerjasama perdagangan dengan negara ASEAN termasuk Indonesia

Menteri Susi juga menyempatkan untuk melihat secara langsung dua perusahaan galangan kapal Nauta Shipyard dan Remontowa Shipyard yang berada di utara Polandia, Gdansk dan Gdynia, Indonesia mengalokasikan dana sebesar 650 juta dolar AS untuk investasi galangan kapal, pembelian/perakitan kapal baru dan cold storage fish processing," ujarnya.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015