Semarang (ANTARA News) - Pebalap nasional Rio Haryanto mengincar podium (juara) saat tampil pada seri kedelapan lomba balap mobil GP2 Series di Sirkuit Monza, Italia, 4-6 September 2015.

Cep Goldia, Media Relation Rio Haryanto, dalam surat elektroniknya yang diterima di Semarang, Jateng, Kamis menyebutkan, demi memenuhi target berlomba pada Kejuaraan Dunia Formula 1 (F1) 2016, Rio kembali bertekad memberikan hasil yang maksimal di empat seri tersisa termasuk Monza, Italia, akhir pekan ini.

Pada seri sebelumnya di Belgia, Rio yang didukung oleh Pertamina mampu memaksimalkan potensi mobil tim Campos Racing meski berada dalam situasi yang sulit.

Pada race pertama atau "feature race", Rio hampir merebut posisi terdepan dari urutan start ke-11. Namun, kendala teknis membuat ia harus merelakan kemenangan yang sudah di depan mata.

Kemudian pada race kedua atau "sprint race", pebalap asal Solo, Jateng tersebut kembali menunjukkan kecepatannya dengan manuver-manuver brilian.

Sayang, kerusakan pada bagian diffuser mobil akhirnya menghambat laju Rio.

Di sepanjang tujuh seri GP2 Series yang telah digelar, Rio selalu menampilkan bakat terbaiknya hingga menarik perhatian sejumlah tim F1.

Rio sekarang berada di urutan ketiga klasemen dan masih berpeluang meraih gelar juara umum GP2 Series 2015.

Sampai berakhirnya seri ketujuh di Belgia, pebalap berusia 22 tahun itu berada pada posisi ketiga klasemen sementara dengan total nilai 109.

Sedangkan, peringkat pertama masih ditempati pebalap tim ART Grand Prix Stoffel Vandoorne dengan nilai 233 dan kedua adalah Alexander Rossi (Racing Engineering) dengan nilai 128.

Sementara itu secara tim Rio Haryanto bersama Arthur Pic menempati posisi ke tiga dengan total nilai 148 dengan peringkat pertama ditempati ART Grand Prix dengan nilai 281 dan kedua adalah Racing Engineering dengan nilai 170.

Usai balapan di Monza, Italia, lomba balap GP2 Series 2015 masih menyisakan tiga seri yaitu seri kesembilan dimainkan di Sochi, Rusia, seri kesepuluh di Sakhir, Bahrain, 19-21 November, sedangkan terakhir atau ke-11 dimainkan di Yas Marine, Uni Emirat Arab, 27-29 November.

Sirkuit Monza dikenal sebagai salah satu sirkuit terbaik di dunia. Monza telah menjadi tuan rumah setiap Grand Prix Italia, kecuali satu kali, semenjak dimulainya Kejuaraan Dunia F1 pada 1950.

Dengan panjang lintasan mencapai 5,793 km, Monza memiliki karakter cepat. Mobil GP2 pun dapat mencapai kecepatan di atas 330 km/jam pada empat titik trek. Kesempatan untuk menyalip banyak tersedia meski tanpa bantuan "drag reduction system". Untuk semua sesi lomba akhir pekan ini, ban dengan kompon hard dan medium akan disediakan oleh Pirelli.

Rio Haryanto mengatakan setiap trek memiliki tantangan masing-masing. Monza memerlukan setelan mobil "low downforce" dan "low drag" demi mencapai kecepatan puncak dan mencatat "lap time" terbaik.

"Adrenalin akan sangat terpacu ketika melaju kencang di trek lurus dan kemudian harus siap mengerem dengan keras tanpa mengunci roda atau kehilangan keseimbangan mobil. Melihat performa sebelumnya ketika bertanding tanpa kendala teknis, saya yakin peluang naik podium selalu terbuka lebar tahun ini. Semoga saya dapat kembali mengumandangkan Indonesia Raya di Italia," kata Rio Haryanto.

Lomba balap mobil seri kedelapan di Italia ini, para pebalap akan menjalani latihan bebas pada Jumat (4/9) pukul 17.00 WIB kemudian dilanjutkan dengan babak kualifikasi untuk menentukan nomor star para pebalap pukul 20.55 WIB.

Selanjutnya race pertama atau "feature race" dimulai Sabtu (5/9) dengan menempuh jarak 173,481 kilometer atau 30 kali putaran dan race kedua atau "sprint race" dimainkan pada Minggu (6/9) dengan menempuh jarak 121,344 kilometer atau 21 kali putaran.

Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015