Jakarta (ANTARA News) - PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) menyebutkan, sejak Januari 2015 Kereta Commuter Line atau KRL yang dikelolanya mengalami 99 kali pelemparan batu yang menyebabkan kaca pecah.

"Sejak Januari, ada 99 pelemparan dan kami menanggung rugi 22 kaca yang pecah," katanya.Direktur Utama PT KCJ Muhammad Fadhil dalam konfernsi pers di Stasiun Juanda, Jakarta, Jumat,

Fadhil menyebutkan satu kaca senilai Rp1,5 juta yang dipecahkan oleh 24 pelaku yang seluruhnya anak-anak rata-rata usia sembilan sampai 13 tahun.

"Ternyata pelakunya ini anak-anak dan rumah mereka jauh dari wilayah rel kereta api, mereka motifnya iseng," katanya.

Dia mengatakan saat ini sudah dilakukan sosialisasi dengan masyarakat, berkunjung ke rumah-rumah pelaku agar tidak melakukan pelemparan lagi.

Fadhil mengatakan pihaknya juga telah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah anak-anak tersebut untuk dilakukan pembinaan melalui guru-guru mereka.

"Kita ajak untuk pengajian, buka bersama dan menuliskan perjanjian di hadapan orang tua dan guru agar tidak mengulangi perbuatan itu lag," katanya.

Saat ini, dia mengatakan upaya yang bisa dilakukan, hanya sebatas sosialisasi untuk pencegahan karena anak-anak belum bisa dibawa ke ranah hukum.

Meski demikian, Fadhil tidak akan mengubah kaca jendela KRL dengan yang lebih tebal atau dua lapis karena dikhawatirkan akan sulit dipecahkan jika terjadi kejadian membahayakan di dalam kereta.

"Untuk kaca, kita sesuai standar pelayanan minimum (SPM), berdasarkan safety (sistem keselamatan) yang diatur karena kaca tidak didesain untuk dilempar," katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015