Jakarta (ANTARA News) - Atlet atletik putra NTB Adrian melampaui sesama rekan pelatnas Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Rio Maholtra asal Sumatera Selatan dalam perlombaan lari gawang putra 400 meter pada Kejuaraan Nasional Atletik Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional XIX.

"Ini memang nomor andalan saya. Tapi, persiapan saya kurang dari sebulan. Padahal untuk persiapan kondisi fisik sebelum kejuaraan butuh latihan sekitar tiga bulan," kata Adrian selepas perlombaan di Stadion Atletik Rawamangun Jakarta, Jumat.

Pada nomor lari gawang putra 400 meter, Adrian berhasil merebut medali emas dengan catatan waktu 52,09 detik dan disusul Rio yang menyabet medali perak dengan catatan waktu 53,05 detik.

Atlet Bangka Belitung Edi Ariansyah menempati urutan ketiga dan meraih medali perunggu dengan catatan waktu 53,32 detik.

Adrian mengaku masih memburu medali emas pada nomor perlombaan lari gawang putra 400 meter dalam PON 2016 di Jawa Barat.

"Rio memang rekan sepelatnas dengan saya. Saya dapat melampaui dia karena posisi dia berada di depan saya saat perlombaan. Dari belakang, saya bisa mengontrol kekuatan tenaga saya dibanding Rio," kata Adrian.

Aspek daya tahan, lanjut Adrian, merupakan faktor pengaruh terbesar pada perlombaan lari gawang 400 meter.

Sementara, Rio mengaku kalah pengalaman dari Adrian yang memang lebih lama fokus pada nomor 400 meter gawang.

"Setelah melewati gawang kedelapan, tenaga saya mulai berkurang dan pada gawang kesepuluh saya merasa lompatan tidak maksimal," kata Rio.

Rio mengaku mampu mengimbangi daya tahan Adrian dan menunjukkan hasil latihannya yang kurang dari sebulan untuk Kejurnas Atletik 2015.

Dalam nomor perlombaan lari gawang putra 400 meter Kejuaraan Nasional Atletik 2015, atlet Papua Dominikus Ndiken menempati urutan keempat dan menjadi atlet terakhir yang lolos kualifikasi PON 2016 setelah Adrian, Rio, dan Edi.

Sementara, empat atlet lain tidak mampu memenuhi batas waktu kualifikasi PON 2016 untuk lari gawang putra 400 meter yaitu 55 detik.

Empat atlet itu yaitu Afrizoni dari Sumatera Barat, Iwan Budianto dari Lampung, Hirzan Ramadhon dari Riau, dan Feriyanto dari Jawa Barat.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015