Jakarta (ANTARA News) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memberikan penghargaan SK Trimurti 2015 kepada Hana Salomina Hikoyabi, seorang aktivis pemberdayaan perempuan dan hak asasi manusia (HAM) asal Papua.

Penghargaan diserahkan Sekretaris Jenderal AJI Indonesia, Arfi Bambani dalam acara puncak perayaan HUT AJI ke-21 di Gedung Usmar Ismail Hall, Jakarta Selatan, Jumat malam.

Dewan Juri dan Panitia Penghargaan SK Trimurti memilih Hana Hikoyabi sebagai pemenang dengan sejumlah alasan yakni konsisten memperjuangkan pendidikan gender serta membela hak-hak perempuan Papua dalam situasi politik dan ekonomi yang berat dan tidak stabil.  
 
Dewan Juri yang terdiri dari  Hermien Y. Kleden (jurnalis Tempo), Stanley Adhi (Dewan Pers), dan  Dewi Chandraningrum (Jurnal Perempuan) menilai Hana berhasil melewati tantangan tersebut.

Perempuan kelahiran 7 Juni 1966 ini  gencar menyuarakan hak-hak perempuan dalam politik, aktif terlibat dalam  pembuatan peraturan daerah anti-kekerasan terhadap perempuan Papua dalam setidaknya satu setengah dekade terakhir. Dia  mendirikan serta mengelola media massa Tabloid Suara Perempuan.

Perjuangan untuk hak-hak perempuan memang tidak populer di Papua, namun Hana jalan terus.

"Penghargaan ini bentuk apresiasi  terhadap pengabdian  Hana. Sekaligus,  agar  membuka mata pemerintah bahwa orang-orang yang memperjuangkan perbaikan nasib warga Papua khususnya perempuan jangan dicap sebagai anti-NKRI," Kata Yoseph Adi Prasetyo, anggota Dewan Juri SK Trimurti 2015.

Aktif di Kelompok Kerja Perempuan Papua, Hana terus mendorong agar kuota 30 persen perempuan di parlemen dapat terwujud. Perempuan ini pernah menjadi Wakil Ketua II Majelis Rakyat Papua (MRP).

Pada tahun 2011, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menolak nama Hana di struktur kepemimpinan MRP.  

Pegawai sebuah instansi pemerintah ini mendirikan Tabloid Suara Perempuan Papua (TSPP). Dan, Hana menulis buku Kabar dari Kampung: Perjalanan Jurnalistik Suara Perempuan Papua. Ditulis dengan teknik reportase menarik, buku ini menyoal hak-hak perempuan yang masih amat tertinggal di berbagai wilayah Papua.

"Hana  layak menerima penghargaan ini karena  konsistensi dan kegigihannya dalam isu HAM dan pemberdayaan perempuan di lingkungannya yang notabene tidak ramah terhadap hak-hak perempuan," kata Ketua Divisi Perempuan AJI Jakarta, Raisya Maharani.


Penghargaan SK Trimurti

Raisya mengungkapkan tahun ini, panitia menerima 20 kandidat yang berlatarbelakang aktivis pemberdayaan perempuan dan hak asasi manusia, buruh, pekerja rumah tangga (PRT) perempuan, lingkungan, buruh petani perempuan dan LGBTIQ (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Interseksual dan Queer).

Alissa Wahid, Siti Khadijah, Sarinah, Dian Septi, Elga Sarapung, Sri Agustine,  Siti Maemunah, Lita Anggraeni, Gunarti adalah beberapa nama kandidat yang masuk dalam seleksi panitia SK Trimurti 2015.

Penelusuran jejak rekam calon hingga keputusan Dewan Juri  pada 28 Agustus 2015 lalu, telah dilaksanakan melalui penelusuran jejak rekam dan  pengecekan silang  mengenai profil  para nomine -- melalui perpanjangan tangan AJI kota yakni,  asosiasi AJI di berbagai kota di Indonesia.

Penelusuran dan penilaian dilakukan dalam kurun waktu Mei hingga Agustus 2015.

Penghargaan SK Trimurti digagas AJI sejak tahun 2008 sebagai upaya penghormatan terhadap perjuangan perempuan. Anugerah ini sekaligus menjadi momentum penghormatan terhadap pahlawan nasional perempuan, yang juga  jurnalis perempuan Indonesia pertama: Soerastri Karma (SK) Trimurti.  

AJI memberikan anugerah ini khusus kepada perempuan dalam perjuangan mereka baik dalam demokrasi, HAM hingga kebebasan pers di Indonesia. Dan menjadi  bagian dari upaya AJI  mendorong kesetaraan gender di media massa.

Pewarta: antaranews
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015