Magelang (ANTARA News) - Para pemuda dari Jepang, Jerman, Prancis, Korea Selatan, dan Indonesia yang tergabung dalam Summer Work Camp, Sabtu, mengajak para wisatawan di Candi Borobudur untuk melestarikan candi Buddha terbesar di dunia itu.

Mereka memberitahu wisatawan untuk sopan dan santun dalam menikmati keindahan objek wisata peninggalan wangsa Syailendra itu.

Mengenakan baju tradisional Jawa dan beberapa mengenakan baju Korea, mereka menyapa dan memberi pengarahan pada pengunjung untuk berperilaku santun selama menaiki candi.

Mereka membawa sejumlah poster yang antara lain bertuliskan "No Littering", "Do Not Spit/No Lean", "Do Not Sit", "No Writing", dan "No Drawing".

Para pemuda ini mengajak wisatawan untuk tidak membuang sampah dan meludah sembarangan, serta tidak menduduki batu di candi peninggalan dinasti Syailendra.

Tristan, warga negara Prancis yang berpakaian tradisional Jawa antusiastis memberi pengarahan pada pengunjung dengan berupaya meyakinkan pengunjung bahwa merawat candi dan berperilaku santun selama di Candi Borobudur adalah penting.

"Rasanya sedikit aneh mengenakan pakaian seperti ini. Kemudian melakukan atraksi kesenian dan mengkampanyekan pelestarian candi. Tetapi saya sangat menikmatinya," katanya.

Kenta Ueda (22), warga Jepang mengaku senang menjadi relawan yang mengkampanyekan sebuah cagar budaya.

"Saya juga berupaya mengkampanyekan pelestarian cagar budaya dengan menyanyikan lagu yang saya lafalkan dengan bahasa Jepang," katanya.

Camp Leader Summer Work Camp, Absari Hanifah, mengatakan ada delapan orang yang terlibat dalam kampanye ini.

"Kami ajak pengunjung agar jangan membuang sampah sembarangan. Kami juga membersihkan Candi Borobudur," katanya.

Menurut dia kegiatan ini dilakukan sejak sejak 27 Agustus hingga 9 September 2015, sedangkan  relawan tinggal di rumah penduduk lokal candi Borobudur.


Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015