Dalam kondisi seperti ini, pengusaha boneka perlu mengatur siasat pemasaran. Cara pandang bahwa pasar boneka hanya anak-anak perempuan harus diubah,"
Bekasi (ANTARA News) - Pengusaha boneka di Kota Bekasi, Jawa Barat, memproduksi boneka untuk konsumen orang dewasa dalam rangka meminimalisir potensi bangkrut di tengah melemahnya nilai tukar rupiah.

"Dalam kondisi seperti ini, pengusaha boneka perlu mengatur siasat pemasaran. Cara pandang bahwa pasar boneka hanya anak-anak perempuan harus diubah," kata produsen boneka Hayashi Toys Anang Sujana di Bekasi, Sabtu.

Menurut dia, rumah produksi boneka yang berlokasi di Perumahan Rawalumbu, Kota Bekasi, itu saat ini kesulitan memperoleh bahan baku produksi impor seperti mata boneka dan bulu.

"Dolar naik, otomatis harga bahan baku juga naik. Biaya produksi semakin tinggi," katanya.

Menurut dia, kondisi itu membuatnya perlu memutar otak agar tidak bangkrut dengan menambah pangsa pasar yang lebih luas lagi.

"Kaum pria dewasa pun memerlukan barang jenis boneka, misalnya untuk penyangga leher di mobil. Atau bagi ibu-ibu, galon juga perlu dibungkus boneka agar menarik," katanya.

Menurutnya, para pengusaha boneka tidak mungkin menaikan harga mengingat produksi boneka bukan merupakan kebutuhan primer, melainkan sekunder.

"Kebutuhan pokok lebih penting daripada boneka. Jadi menaikkan harga bukan solusi," katanya.

Menurut dia, kejelian seorang pengusaha untuk melihat peluang pasar adalah kunci yang utama.

"Pengusaha boneka harus pintar membaca kemauan pasar. Sekarang, lagi ramai boneka barkarakter buah-buahan. Alhamdulillah, permintaannya cukup tinggi," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015