Setelah itu dilihat cara bermainnya, dibandingkan dengan pemain yang sudah berada di PB Djarum dengan tahun kelahiran sama,"
Kudus (ANTARA News) - Pelatih Kepala PB Djarum mengatakan, proses karantina adalah untuk melihat lebih dalam lagi karakter, sikap dan bagaimana peserta memelihara semangat dari hari ke hari.

"Setelah itu dilihat cara bermainnya, dibandingkan dengan pemain yang sudah berada di PB Djarum dengan tahun kelahiran sama," ujar Fung setelah mengumumkan peserta audisi PB Djarum yang lolos ke tahap karantina, di GOR Djarum Jati, Kudus, Jateng, Minggu.

Dari 62 peserta grand final audisi umum Djarum beasiswa bulu tangkis 2015, sebanyak 46 anak lolos ke tahap karantina. Mereka masing-masing 22 anak usia di bawah 13 tahun (U-13) putra, dan 11 U-13 putri, serta delapan peserta U-15 putra dan lima anak U-15 putri.

Mereka akan menjalani karantina di PB Djarum Kudus selama sepekan untuk kemudian diumumkan siapa yang diterima bergabung dengan PB Djarum.

Dalam karantina itu, mereka akan berlatih bersama atlet yang sudah ada di PB Djarum.

Fung mengatakan, untuk U-15 diperbandingkan kemampuannya dengan atlet seusia yang sudah berada di PB Djarum bagaimana peluangnya untuk maju atau menonjol di perbulutangkisan dunia.

"Kalau peserta karantina lebih baik dari anak Djarum, sudah pasti ia akan diterima, tetapi kalau kemampuannya di bawah atlet Djarum, perlu diperhitungkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengejar," papar Fung.

Sementara untuk kelompok U-13, Fung mengatakan kemungkinan akan diambil lebih banyak untuk bergabung dengan Djarum untuk regenerasi.

"Kelompok U-13 usia yang relatif muda tetapi (para peserta audisi) sudah menunjukkan cara bermain yang mengikuti permainan dunia," katanya.

Namun untuk postur tubuh, Fung mengaku kesulitan memprediksinya, karena mereka masih kecil dan belum ada alat yang bisa mengukur apakah seorang anak akan tinggi atau tidak.

"Selama ini menggunakan cara melihat kakinya, kalau besar kemungkinan akan tinggi, atau tungkainya, kalau panjang kemungkinan juga akan tinggi. Tetapi itu juga belum tentu benar," kata Fung.

Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015