Jakarta (ANTARA News) - Wilayah Sumatera dan Kalimantan masih dikepung asap kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan data hotpsot dari Satelit Modis pada Selasa (8/9) pukul 17.00 WIB terpantau 1.317 hotspot di Sumatera dan Kalimantan.

Rinciannya, di Kalimantan Barat sebanyak 346, Kalimantan Selatan 102, Kalimantan Tengah 744, Kalimantan Timur 55, Jambi 3, Bangka Belitung  17, Lampung 3, dan Sumatera Selatan 47, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan, khusus Riau, meski tidak terdeteksi hotspot, namun jarak pandang di Pekanbaru kini hanya 200 hingga 500 meter di pagi hari.

"Pada pukul 16.00 WIB, jarak pandang berubah. Di Pekanbaru sekitar 1.500 meter, Rengat 100 meter, Dumai 300 meter, Pelalawan 200 meter," katanya.

Sementara kualitas udara masih tercatat pada level Sangat Tidak Sehat hingga Berbahaya. Data sementara ada 6.287 hektar lahan  terbakar pada Senin (7/9). Akibatnya, banyak sekolah yang diliburkan.

"Hingga saat ini kiriman asap dari Jambi dan Sumsel terus mengarah ke Riau. Kebakaran hutan dan lahan di Jambi dan Sumsel lebih parah dibandingkan di Riau. Jarak pandang di Bandara Sultan Thaha Jambi pada pagi 700 meter, siang 1.000 meter, dan sore kembali 800 meter. Umumnya jarak pandang akan makin memburuk pada malam hingga pagi hari. Kualitas udara juga masih level Sangat Tidak Sehat. Walikota Jambi saat ini mengeluarkan maklumat meliburkan sekolah dari PAUD-TK hingga SMA," katanya.

Sementara itu, upaya penanganan kebakaran hutan masih seperti sebelumnya yakni dengan operasi udara melalui hujan buatan dan pemboman air, operasi pemadaman di darat, penegakan hukum dan pelayanan kesehatan.

"Perlu segera diambil langkah dengan mobilisasi personil TNI dan Polri secara masif jika ingin kebakaran segera teratasi. Pengalaman keberhasilan operasi darurat asap pada tahun 2013 dan 2014 adalah pengerahan besar-besaran personil TNI dan Polri yaitu sekitar 3.000 personil untuk membantu pemadaman, patroli, penegakan hukum dan menjaga daerah-daerah yang sering dibakar. Tambahan personil TNI dan Polri dari Jakarta membantu satuan wilayah sangat efektif," kata Sutopo.


Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015