Ambon (ANTARA News) - Pemeran utama atau bintang Film Jenderal Soedirman (JS) Adipati Dolken lakukan jumpa fans di Studio 21 Ambon Plaza, Rabu (9/9) malam, yang dihadiri sutradara, Viva Westi.

"Film Jenderal Soedirman (JS) merupakan film biopik tentang perjalanan hidup seorang tokoh bangsa," kata Sutradara Film Jenderal Soedirman, Viva Westi.

Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo, Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahubura, Kapolda Maluku Brigjen Pol Murad Ismail, pejabat militer dan sipil serta para tokoh agama dan undangan lainnya, ikut nonton bareng bersama pemeran utama Film JS itu.

Film ini yang dibintangi oleh Adipati Dolken yang dipercayakan untuk memerankan tokoh utama sebagai Jenderal Soedirman.

Selain Adipati, film ini juga menampilkan sejumlah aktor yakni Mathias Muchus, Baim Wong dan Lukman Sardi.

Menurut Viva Westi, nama besar Jenderal Soedirman banyak diabadikan sebagai nama jalan dan gedung, tetapi belum ada cerita atau film yang menceritakan tentang dia, padahal apa yang lakukannya untuk bangsa ini sangat luar biasa.

"Saya kira itu salah satu yang membuat kita merasa bahwa Jenderal Soedirman layak untuk diangkat dalam sebuah film berjudul "Film Jenderal Soedirman", dan film ini benar-benar bercerita tentang perjuangannya melawan bangsa Belanda," katanya.

Ia mengakui, film ini dalam prosesnya melalui riset cukup panjang yang melibatkan sejumlah ahli sejarah yang bisa dipertanggungjawabkan, seperti halnya sejarah-sejarah yang lain, semuanya menafsirkan masing-masing. "Menurut kami sah-sah saja, kalau ketika ada satu sejarah mempunyai banyak tafsir. Kami juga tidak berargumentasi yang mengatakan bahwa apa yang kami lakukan benar dan tidak, tetapi sejarah memang banyak tafsir. Karena itu, kami mengangkat film JS benar-benar sebagai pejuang bukan dari kaca mata JS," ujar Viva Westi.

Disinggung, bagaimana antusias masyarakat setelah menonton film JS, menurut Viva Westi, antusias masyarakat tidak seperti yang dibayangkan bisa meledak-ledak, tetapi pihaknya berusaha supaya film ini bisa diterima oleh masyarakat luas.

"Kalau ada yang belum menonton, pasti senang sekali bisa menonton langsung, apalagi film ini dalam prosesnya dibuat dengan satu konsep bahwa film ini untuk hiburan dan di dalamnya mendapat sesuatu yang bermanfaat untuk bangsa ini," katanya.

Ia mengungkapkan, banyak tahapan yang harus dilalui oleh Adipati sebagai pemeran utama, walaupun banyak yang menuding Adipati usianya masih muda, sehingga tidak cocok untuk main film ini.

"Perlu diingat bahwa film ini kami ingin mengangkatnya dengan cara pop, di mana pemainnya enak dilihat dan menyenangkan, dan Adipati bisa membuktikan itu semua dengan bermain sangat bagus. Semua yang kami ajukan sebagai syarat untuk bisa bermain itu, Adipati bisa menerimanya. Misalnya, Adipati tidak bisa menerima pekerjaan selama enam bulan dan harus konsentrasi dengan JS, dan empat bulan harus belajar tentang JS, itu semua dilakukan oleh Adipati," ungkap Viva Westi.

Film JS, tambah dia, lokasi shooting dilakukan di enam wilayah, yakni di Wonosari, Magelang, Yogyakarta, Bandung, Situlembang dan Batu Jajar, sedangkan waktu shooting 42 hari 50 hari produksi.

Pemeran utama flm JS, Adipati Dolken mengatakan, sebelum bermain film tersebut, pertama yang dilakukannya observasi suara dan kharisma. Karena suara JS tidak ada di mana-mana termasuk keluarganya juga tidak ada.

"Saya juga tidak tahu suara dan gaya bicaranya seperti apa, sama sekali tidak ada dokumennya dan untuk menghayati kharisma JS membutuhkan waktu," katanya.

Film JS bercerita tentang penghiatan Belanda yang menyatakan secara sepihak sudah tidak terikat perjanjian Renville, sekaligus menghentikan gencatan senjata atau perdamaian yang telah disepakati sebelumnya.

Pada 19 Desember 1948 Jenderal Simon Hendrik Spoor Panglima Tentara Belanda memimpin agresi militer ke-II menyerang Yogyakarta yang saat itu menjadi Ibu Kota Republik Indonesia.

Soekarno dan Hatta ditangkap dan diasingkan ke pulau Bangka. JS yang sedang didera sakit berat melakukan perjalanan ke arah selatan dan memimpin perang geriliya selama tujuh bulan.

Belanda menyatakan Indonesia sudah tidak ada. Dari kedalaman hutan JS menyiarkan bahwa Republik Indonesia masih ada, kokoh berdiri bersama tentara nasionalnya yang kuat. Ia berhasil membuat Jawa menjadi medan perang geriliya yang luas membuat Belanda kehabisan logistik dan waktu.

Akhirnya TNI dan rakyat memenangkan perang dengan ditanda tangani perjanjian Roem Royen, Kerajaan Belanda mengakui kedaulatan RI seutuhnya.

Film JS didukung penuh oleh Mabes TNI Angkatan Darat (AD) dan seluruh pemain figuran berasal dari personel TNI AD.

Pewarta: Penina Mayaut
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015