Dhaka (ANTARA News) - Tersangka utama pengeboman kuil Bangkok, yang menewaskan 20 orang, terbang ke Dhaka sehari sebelum peledakan itu sebelum ia ke Tiongkok, kata polisi Bangladesh pada Kamis.

"Kami mendapat pesan dari polisi Thailand bahwa tersangka peledak Bangkok, Abudureheman Abdusataer, juga dikenal dengan Izan, datang ke Bangladesh. Ia memakai paspor Tiongkok," kata juru bicara kepolisian negara Nazrul Islam kepada AFP.

"Kami mengkaji pesan itu dan menemukan bahwa ia datang ke Dhaka dengan pesawat Biman Bangladesh Airlines nomor BG0089 dan terbang ke Beijing pada 30 Agustus dengan Jet Airways," katanya.

Polisi menolak merinci tentang tempat pria itu tinggal di ibu kota tersebut setelah tiba pada 16 Agustus dan yang ditemuinya selama dua pekan tinggal di sana.

Dalam beberapa hari terakhir, laporan media Thailand terpusat pada tersangka dalang yang dikenal sebagai "Izan" atau "Ishan" itu dengan mengatakan ia menugaskan dan memandu serangan itu, tapi meninggalkan negara tersebut sehari sebelum pengeboman dilakukan.

Polisi Thailand pada Kamis memastikan bahwa orang itu adalah tersangka, tapi mengecilkan kedudukannya.

"Jangan menyimpulkan Ishan adalah ikan besar," kata kepala polisi Thailand Somyot Poompanmoung, "Anda mungkin terkejut."

Selubung masih menyelimuti alasan kelompok tertuduh di balik pengeboman 17 Agustus itu, yang menewaskan 20 orang di jantung Bangkok dan mengguncang kepariwisataan Thailand.

Pada kesempatan lain, polisi pada Kamis menyatakan tersangka kunci dalam peledakan itu memberikan uang sogok 600 dolar Amerika Serikat (lebih dari enam juta rupiah) kepada petugas imigrasi untuk masuk secara gelap ke Thailand.

Adem Karadag, salah satu dari dua warga negara asing yang ditahan terkait dengan serangan itu, ditangkap di rumah susun di bagian timur Bangkok pada ujung bulan lalu.

Polisi menyatakan ia kedapatan memiliki bahan untuk membuat bom dan puluhan paspor palsu Turki.

Peran Karadag tidak dijelaskan oleh polisi, yang menyatakan sekarang tahu lebih banyak cara ia berada di Thailand.

"Karadag mengatakan berangkat melalui Vietnam ke negara tetangga, tempat ia kemudian membayar untuk angkutan," kata Kepala Kepolisian Negara Thailand Somyot Poompanmoung kepada wartawan tanpa menyebut secara jelas negara tetangga yang dimaksud.

(Uu.B002/T008)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015