Bandung (ANTARA News) - Melemahnya nilai tukar rupiah tak membuat perusahaan teknologi asal Tiongkok ZTE untuk berhenti menghadirkan solusi Smart City di Indonesia.

"Negara berkembang memang menghadapi banyak kendala. Meski rupiah melemah, tapi jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia lebih baik," kata President Director ZTE Indonesia, Mei Zhonghuo, disela gelaran ICT Expo di Bandung, Jumat.

"Kami melihat Indonesia dari segi positif, dan kami masih sangat optimis. Smart City mungkin jalannya lambat, tapi kami punya keyakinan yang kuat untuk dapat mengembangkannya di Indonesia," sambung dia.

Meski Smart City merupakan "hot" topik saat ini, namun menurut Mei, bukan berarti sudah diimplementasikan karena banyak sekali tantangan. Tidak hanya bagi ZTE, tetapi seluruh vendor dan pemain di dalamnya juga menghadapi kendala, tak terkecuali pemerintah.

Menurut Mei, kendala terbesar dalam mengimplementasikan Smart City di Indonesia adalah terbatasnya budget dari pemerintah. Oleh karena itu, ZTE berharap lebih banyak lagi partner yang mau berinvestasi dalam menerapkan Smart City.

Untuk mengimplementasikan Smart City, Mei menilai Indonesia perlu menyiapkan sejumlah infrastruktur dalam hal density of optical fiber, sensor system, data center dan Artificial Intelligence.

Namun, Mei mengatakan Indonesia tidak perlu terburu-buru menyiapkan semua infrastruktur tersebut. Pasalnya, menurut dia, Smart City dapat diterapkan secara bertahap.

"Smart City dapat diimplementasikan tidak langsung sekali jadi, tapi bisa memulai project yang kecil dulu tahun ini, kemudian dikembangkan lebih besar lagi tahun depan," ujar Mei.

"Ini (penerapan Smart City) seperti membesarkan bayi, tidak bisa langsung dilihat hasilnya, perlu kerjasama semua pihak dan edukasi kepada masyarakat. Kami yakin proyek ini akan berjalan, bahkan terus maju dan berkembang," tambah dia.

Sebagai informasi, ZTE telah menyelenggarakan uji coba implementasi solusi Smart City untuk meningkatkan keamanan publik, di Makassar pada Agustus lalu, dan implementasi solusi tersebut saat ini telah sampai pada tahap penandatanganan MoU dan diskusi lebih lanjut mengenai penerapan solusi tersebut.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015