Jakarta (ANTARA News) - Isu lingkungan hidup saat ini menjadi hal paling krusial dalam dunia pendidikan, tapi sayangnya tidak banyak sekolah yang memasukkan pendidikan lingkungan hidup ke dalam kurikulumnya.

Yayasan Iman, Pengharapan dan Kasih (IPEKA), sebuah organisasi nirlaba berbasis pelayanan pendidikan menawarkan metode pembelajaran sekolah formal berwawasan lingkungan atau ecoliteracy studies di Sekolah IPEKA Plus BSD di kawasan BSD City, Tangerang Selatan.

"Kami yakin siswa akan bisa belajar lebih optimal jika diberikan pengalaman menggunakan pengetahuan secara langsung dalam bentuk proyek-proyek pembelajaran integratif yang ada hubungannya dengan pengetahuan tersebut," kata Direktur Utama Operasional IPEKA Petroes S Soeryo di sekolah Kristen IPEKA Plus BSD, BSD City, Tangerang Selatan, Sabtu.

Menurutnya, berdasarkan penelitian, proses pendidikan yang memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi langsung dengan alam akan meningktakan semangat belajar dan prestasi siswa. Menerjemahkan penelitian tersebut, sekolah IPEKA Plus BSD menerapkan IPEKA ecoliteracy studies (IES) mulai dari jenjang TK hingga SMA. Lahan seluas 12.100 meter persegi disulap menjadi kompleks sekolah yang mirip taman rekreasi atau themed park.

IES memungkinkan siswa menerapkan langung pengetahuan selama di kelas dalam realitas. "Kami memiliki lima situs pembelajaran seperti weather and climate site, agriscience, water conservation site, renewable energy site, dan recycle site. Dengan konsep hands on atau praktik langsung, siswa akan mengerjakan proyek di situs pembelajaran tersebut sesuai disiplin ilmunya. Konsep integrated atau memadukan lintas disiplin ilmu juga diterapkan di sekolah itu," katanya.

Konsep "menarik" juga diterapkan di sekolah tersebut di mana situs-situs dibuat seriil mungkin sehingga siswa dapat mengambil makna dari pelajaran yang diserapnya di kelas.

"Misalnya agriscience, kita ajari mereka bagaimana menanam sayur hidroponik. Ini kebunnya berskala industri. Selama ini kan anak-anak tahunya tinggal makan sayur, mereka cenderung take it for granted, nah di sini kita ajari betapa sulitnya menanam benih, menjaga dan menghitung laba, kita ajarkan mereka sampai ke pemasaran produknya," kata Santosa Setiadji, Dirut Operasional IPEKA Bidang Pendidikan.

Selain IES, sekolah yang baru beroperasi resmi hari ini dengan jumlah murid sekitar 304 siswa itu juga menerapkan pendidikan berkurikulum Kristen dan program berbahasa Inggris.

Sekolah tersebut menerapkan gaya hidup hijau, bukan hanya mengandalkan solar panel sebagai salah satu sumber energi listrik, sekolah juga mengolah limbah airnya dan memilah sampah yang bisa didaur ulang.

"Kami juga ajarkan anak-anak TK cara cabut colokan listrik yang aman dan benar sehingga mereka bisa ikut hemat listrik," kata Petroes.

"Kami menerapkan pendidikan integral antara iman dan ilmu pengetahuan karena kami ingin siswa-siswi IPEKA tumbuh di dalam pengetahuan dan berkarakter baik yang berkembang iman dan rohaninya," kata Erwin Wijaya, Ketua Yayasan IPEKA.

IPEKA Plus BSD menjadi sekolah ke-12 Yayasan IPEKA. Saat ini sekolah menggunakan kurikulum 2006 yang disesuaikan dengan wawasan lingkungan dan kurikulum 2013.

"Saat ini kami pakai kurikulum 2006 dan apa yang baik di kurikulum 2013 kami tambahkan, serta tentunya kurikulum wawasan lingkungan ini juga masuk dalam kurikulum. Kami harap siswa bisa terdidik secara holistik dan integratif. Pendidikan berwawasan lingkungan bisa jadi bekal agar siswa bisa jadi profesional atau wiraswasta yang paham aspek-aspek alam," kata Santosa.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015