Jambi (ANTARA News) - Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tri Budiarto mengatakan, Jambi sudah menargetkan penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) selesai selama 14 hari kedepan.

"Pak Danrem 042/Garuda Putih Kolonel Inf Makmur sebagai ketua Satgas Karhutla menargetkan bisa mengatasi api kebakaran di Jambi selama 14 hari kedepan, terhitung Senin (14/9)," katanya di Jambi, Senin.

Usai rapat koordinasi penanganan Karhutla di Jambi, dia mengatakan dengan target yang ditetapkan, semua pihak harus mendukung penuh itu. Artinya semua pesawat dan helikopter water bombing harus siaga dalam operasi pemadaman.

"Provinsi lain yang juga terdapat Karhutla, seperti Riau yang juga memiliki target penanganan sendiri-sendiri. Setidaknya hal tersebut untuk menjadi bahan acuan bekerja dengan baik dan cepat," kata Budiarto.

Dia menjelaskan, jika penanganan Karhutla melebihi target yang telah ditetapkan, maka akan ada tambahan waktu selama tujuh hari selanjutnya. Namun target lagi-lagi hanya sebagai bahan acuan penanganan cepat di lapangan.

Budiarto mengungkapkan, pantauan satelit NOAA, Senin (14/9), hot spot di Jambi terdeteksi nihil namun satelit terra dan aqua masih terdeteksi sebanyak 80 titik.

Sementara Danrem 042/ Garuda Putih Kolonel Inf Makmur mengatakan, target pemadaman api memang ditargetkan selama 14 hari kedepan untuk menjadi bahan acuan di lapangan. Jika target belum tercapai pihaknya meminta tambahan waktu satu minggu.

"Dengan bantuan helikopter water bombing, personil kita yang ada dan juga masyarakat. Saya yakin 14 hari kedepan cuaca Jambi sudah kembali normal. Saya juga berharap BNPB bisa menambah armada helikopter untuk water bombing di Jambi," kata Kolonel Inf Makmur.

Namun katanya, helikopter yang ada saat ini belum beroperasi secara maksimal, dikarenakan kabut asap yang tebal. Terutama pesawat AirTractor yang hingga saat ini baru beroperasi satu kali.

"Alasan pilotnya, SOP terbangnya harus visibility 2.000 meter. Kalau nunggu 2.000 meter dikondisi seperti ini ya mana ketemu. Turun 1.600 bisa, giliran terbang nunggu 2.000 meter, kan aneh," katanya.

Makmur mengungkapkan, saat ditunjuk sebagai Komandan Satgas, dirinya langsung memaksimalkan petugas yang ada. Dan menekankan kepada perusahaan-perusahaan yang lahannya terbakar untuk ikut serta membantu melakukan pemadaman.

Dia menjelaskan, pantauan satelit NOAA, titik api di Provinsi Jambi Senin nihil. Namun faktanya di lapangan masih ada empat titik api. Seperti di Kabupaten Muarojambi dua titik dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur dua titik.

"Untuk kekuatan personil di lapangan, dari TNI sebanyak 360 orang, Polri 150 orang, Manggala Agni 250 orang, TRC BPBD 300 orang, masyarakat peduli api 737 orang, Rescue Basarnas 10 orang dan Dinkes 25 orang," kata Makmur menjelaskan.

Kolonel Inf Makmur juga mengungkapkan bahwa hampir 70 persen kebakaran hutan dan lahan terjadi di lahan perusahan dan perkebunan yang berkonflik.

"Mayoritas di lahan perusahaan, selebihnya masyarakat. Kedepan kita berharap pemerintah provinsi tidak lagi mengeluarkan izin HTI, khususnya di lahan gambut. Dan yang sudah ada izin saat ini untuk diverifikasi kembali," katanya.

Menurutnya, ada tiga indikator keberhasilan Satgas Karhutla Jambi, pertama Bandara dapat beroperasi 24 jam penuh. Kedua, indeks penderita ISPA menurun dan ketiga anak sekolah tidak terganggu sekolahnya.

Sementara itu, Kapolda Jambi Brigjen Pol Lutfi Lubihanto, menegaskan bahwa institusi yang dipimpinnya terus melakukan investigasi penyebab terjadinya Karhutla di Jambi baik berdasarkan laporan masyarakat maupun dari citra satelit.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015