Jakarta (ANTARA News) - Kota Surabaya dan Semarang menduduki peringkat teratas presepsi kemudahan berusaha menurut Survei Persepsi Korupsi 2015 yang dilaksanakan oleh Transparency International Indonesia di 11 kota di Indonesia.

"Persepsi kemudahan bisnis ini adalah kota-kota yang memiliki nilai sangat baik dalam pemberantasan korupsi sehingga berpengaruh pada iklim bisnis di kota tersebut," kata Peneliti IPK 2015 Trancsparency International Indonesia Wahyudi Thohary pada saat memberikan laporannya di Jakarta, Selasa.

Survei yang diikuti pengusaha ini diminta untuk memberikan penilaian terhadap unsur penghambat daya saing tersebut.

Di antara 10 unsur penghambat kemudahan berusaha terdapat tiga unsur yang memiliki persentasi responden yang menjawab cenderung buruk dan sangat buruk.

Ketiga unsur daya saing tersebut adalah korupsi, kriminalitas dan inflasi, sementara itu terdapat tiga unsur daya saing yang memiliki persentase responden menjawab cenderung buruk dan sangat buruk, yaitu konflik industrial, akses permodalan dan infrastruktur.

Kondisi tersebut mengindikasikan faktor penghambat berusaha di daerah.

"Konflik industrial, akses permodalan dan infrastruktur di daerah bukan merupakan masalah dalam kemudahan berusaha, tetapi korupsilah yang menghambat kemudahan berusaha di daerah," kata Wahyudi.

Sektetaris Jenderal Transparency International Indonesia Dadang Trisasongko mengatakan hasil survei tersebut menunjukkan bagaimana tingkat korupsi di daerah tergantung kepada pemimpin daerah tersebut.

Pemimpin yang baik akan memiliki visi untuk memperbaiki daerahnya.

Sementara itu kota dengan presepsi kemudahan berusaha terendah adalah Kota Pekanbaru dan Kota Bandung.

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015