Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berharap pemerintahan sekarang tidak mengimpor garam dalam jumlah terlalu besar dengan cukup mengimpor untuk kebutuhan industri saja.

"Sesuai kebutuhan industri saja sebesar 1,166 juta ton jangan sampai dua juta ton, kasian petani kita," tegas Susi usai bertemu Presiden di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu.

Susi juga menganggap alasan pemerintah mengimpor garam karena lebih didasari oleh keuntungannya yang besar, bukan kualitas garam lokal.

"Alasan pemerintah impor garam karena dinilai tidak bagus, tapi saya pikir ini karena keuntungannya yang besar," ujar Susi.

Namun Susi mengakui bahwa demi meningkatkan kesejahteraan petani garam, kualitas garam Indonesia harus ditingkatkan.

"Kita harus perbaiki kualitas garam di Indonesia. Kalau belum bisa mengurangi impor garam 100 persen setidaknya kita dapat mengurangi jumlah garam impor," kata dia.

Susi menegaskan agar petani garam tidak dirugikan dengan pembelian garam yang sesuai dengan pagu pemerintah, maka jangan hanya Rp700 per kilogram.

Sesuai pagu pemerintah, harga garam nomor 1 sebesar Rp750 per kilogram, kemudian untuk kualitas 2 dihargai Rp500 per kilogram, dan garam kualitas nomor 3 seharga Rp350 per kilogram.

Untuk meningkatkan produksi garam nasional, Susi berjanji untuk membuka lahan garam seperti di NTT dan Madura, namun fasilitas rafinasi masih dibutuhkan di kedua lahan ini.

Sementara demi mengetahui perbedaan kualitas garam lokal dan impor, Susi telah mengambil contoh garam untuk dibandingkan kualitasnya di laboratorium independen gun diuji SNI.

Pewarta: Ageng Wibowo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015