Tunis (ANTARA News) - Pihak berwenang di Tunisia yang sedang terlibat dalam pertempuran melawan gerilyawan di dalam negeri, telah memecat 110 anggota pasukan keamanan karena diduga mempunyai hubungan dengan kelompok-kelompok ekstremis, kata juru bicara kementerian dalam negeri, Rabu.

"Mereka yang dipecat berasal dari korps yang berbeda-beda seperti polisi, penjaga keamanan nasional, tentara, dan bea cukai," kata Walid Louguini, tanpa mengatakan kapan pemecatan tersebut berlangsung.

Pemecatan tersebut "dikaitkan karena adanya kecurigaan yang sangat serius dari keanggotaan mereka dalam organisasi teroris atau simpati mereka terhadap organisasi itu," kata Louguini dan menambahkan bahwa mereka yang dipecat telah diselidiki sejak awal tahun ini.

Pejabat senior kementerian Taoufik Bouaoun kepada sebuah radio swasta Med pada Senin (14/9) mengatakan bahwa "lima atau enam" anggota pasukan keamanan telah ditangkap karena "berhubungan langsung" dengan penyelundupan atau terorisme.

Bouaoun mengatakan bahwa sejak ia bergabung dengan kementerian setelah pemilu November tahun lalu, telah ditemukan kesepakatan-kesepakatan tertentu yang belum memiliki izin keamanan secara tepat.

Sejak diktator Zine El Abidine Ben Ali digulingkan pada awal 2011, Tunisia telah dilanda sejumlah aksi pemberontak dari para gerilyawan.

Dua politisi senior dan puluhan anggota pasukan keamanan telah tewas selama empat tahun terakhir dan 59 turis asing ditembak mati dalam dua serangan yang terjadi tahun ini, demikian seperti dikutip dari AFP.

(Uu.B020)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015