Jakarta (ANTARA News) - Realisasi penyerapan anggaran Kementerian Pertanian pada 2015 hingga September baru mencapai 41,6% atau Rp13,65 triliun dari pagu APBNP 2015 sebesar Rp32,817 triliun.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman seusai rapat evaluasi upaya khusus (upsus) di Jakarta, Kamis menyatakan, realisasi penyerapan anggaran 2015 itu lebih rendah dibandingkan periode sama 2014 yang mencapai 55,01 % dari pagu APBNP.

Menurut dia, rendahnya serapan anggaran Kementan ini disebabkan lambannya realisasi di daerah.

"Sekitar 70 % anggaran pertanian adalah dana alokasi khusus (DAK) yang ditransfer ke daerah," katanya.

Amran menyebutkan, ada lima daerah yang serapan anggarannya masih rendah, baru 20-30%, yakni Jambi, Bengkulu, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi, sehingga menyebabkan serapan anggaran Kementerian Pertanian yang tahun ini totalnya Rp32,8 triliun menjadi rendah.

Menurut dia, rendahnya realisasi anggaran di lima daerah tersebut, terutama disebabkan program-program yang terkait pengembangan tanaman tahunan seperti tebu dan kakao, yang mana tanaman tahunan baru panen di akhir tahun sehingga anggarannya juga baru bisa dilakukan di penghujung tahun.

Selain itu, tambahnya, ada ketakutan di Dinas Pertanian Jawa Tengah dan Jawa Timur terkait program pengadaan untuk pengembangan tanaman tebu, karena terjadi kasus hukum sebelumnya.

"Ada juga ketakutan dalam pengadaan-pengadaan, misalnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tahun lalu tebu ada yang kena masalah. Kami lakukan ke penegak hukum setempat supaya ikut membantu," katanya.

Mentan menyatakan, untuk menggenjot realisasi anggaran di daerah-daerah, pihaknya telah menurunkan para Penanggung Jawab Upsus untuk swasembada pangan ke daerah-daerah.

"Kami minta seluruh Penanggung Jawab Upsus turun ke lapangan memandu Satker (Satuan Kerja) di kabupaten dan provinsi," katanya.

Amran menegaskan, pihaknya akan mengurangi atau bahkan mencabut DAK untuk daerah yang bersangkutan jika serapan anggaran rendah dan target produksi tak tercapai.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, realisasi penyerapan anggaran 2015 terbesar untuk tingkat eselon I di lingkup kementerian tersebut yakni Ditjen Tanaman Pangan mencapai 79,245 % dari pagu APBNP Rp2,88 triliun atau Rp2,27 triliun sedangkan terendah yakni pada Ditjen Perkebunan sebesar 20,87 % dari total Rp4,50 triliun atau Rp924,16 miliar.

Sedangkan dari jenis belanja, realiasi penyerapan terbesar pada belanja pegawai yakni 67,33 % atau Rp1,45 triliun dari total Rp2,15 triliun, sedangkan belanja barang justru paling rendah realisasinya yakni 29,4 % dari total Rp16,54 triliun atau Rp4,87 triliun.

Sementara itu realisasi penyerapan anggaran pertanian di tingkat daerah Banten merupakan yang tertinggi yakni 63,04 % disusul Jawa Barat (55,14 %), Papua Barat (52,45 %) dan Sumatera Selatan (50,49 %), sedangkan terendah yakni Papua (22,19 %).

Pewarta: Subagyo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015