Jakarta (ANTARA News) - Dari sisi teknologi, laser-assisted in situ keratomileusis (lasik) sebagai salah satu metode untuk memperbaiki ketajaman penglihatan, terus mengalami perkembangan.

Spesialis mata dari Ciputra SMG Eye Clinic, Dr. Utami Noor Sya'baniyah, SpM, mengatakan, pada perkembangan terbaru, teknologi lasik memasuki era laser femtosecond, yang tak memerlukan pisau (bladeless), seperti sebelumnya.

"Pada teknologi terbaru, sejak tahun 2011, dikenal ReLEx Smile, yang hanya menggunakan satu jenis laser. Ini merupakan generasi terbaru dari tindakan bedah retraktif dengan laser femtosecond tanpa membuat irisan (flapless)," kata dia di Jakarta, Jumat.

Lebih lanjut, Utami mengatakan, teknologi lasik terbaru menggunakan mesin yang dapat membuat lenticule (jaringan kornea berbentuk lensa tipis) di kornea lapisan dalam dengan membuat sayatan sekitar 2-4 mm di permukaan kornea.

Waktu yang dibutuhkan dalam proses ini sekitar 30 detik. Hal ini, berbeda dengan lasik generasi sebelumnya yang memiliki sayatan kornea lebih besar hingga 20 mm dan membutuhkan waktu lebih lama. Hanya saja, tak semua orang dengan gangguan mata minus dan silindris bisa menjalani prosedur ini.

Utama menuturkan, prosedur ini hanya boleh dilakukan untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Kemudian, tidak mengalami perubahan resep kacamata signifikan selama satu tahun terakhir, miopa hingga minus 10 atau astigmatisme hingga minus 5.

"Lalu, tidak sedang hamil, tidak memiliki sejarah medis mata signifikan, tidak memiliki sejarah penyakit mata di keluarga dan pecinta olahraga esktrim," kata Utami.

Dia menuturkan, pasca operasi, pasien akan merasa lebih aman dan nyaman karena sayatan kecil di permukaan kornea. "Waktu pemulihan menjadi lebih cepat, minim efek samping seperti mata kering, silau dan nyeri."

Lasik merupakan salah satu metode untuk memperbaiki penglihatan dengan proses dan masa pemulihan cepat. Prosedur yang dijalankan ialah menggunakan laser untuk mengoreksi bentuk kornea mata sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan rabun jauh (miopi), rabun dekat dan astigmatisme (silindris).

Sementara itu, Direktur Ciputra Healthcare, Veimeirawaty, mengungkapkan, untuk menjalani lasik teknologi terbaru ini pasien perlu merogoh kocek sekitar Rp35 juta-Rp40 juta per pasang mata.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015