Jakarta (ANTARA News) - Puluhan tokoh budaya dari berbagai generasi dan keahlian akan menerima penghargaan kebudayaan 2015 yang bertema Ritual Kontemporer Meruwat Indonesia esok  (22/9).

"Malam kebudayaan ini bertujuan memberikan penghargaan kepada mereka semua yang telah berkontribusi banyak dalam pengembangan kebudayaan Indonesia dan berkontribusi besar dalam pelestariannya," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Kacung Marijan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin.

Tokoh-tokoh itu akan menerima penghargaan dari berbagai kategori seperti penghargaan Bintang Mahaputera Utama, Bintang Budaya Parama Dharma, Satyalancana Kebudayaan, Pelestari, Anak, Seni Tradisi, Perorangan Asing serta Pencipta, Pelopor dan Pembaru.

Bintang Mahaputera Utama yang merupakan penghargaan sipil tertinggi dari Presiden Indonesia pada seseorang yang jasanya diakui luar biasa di berbagai bidang dan bermanfaat bagi kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran bangsa dan negara.

"Untuk tahun ini, diberikan kepada filsuf dan budayawan Franz Magnis Suseno yang dianggap prestasinya luar biasa dalam dialog antaragama hingga diakui dunia internasional," katanya.

Bintang Budaya Parama Dharma diberikan kepada seseorang yang berkegiatan sosial baik serta berjasa besar dalam bidang budaya, tiga orang yang diberikan penghargan tersebut yakni sastrawan dan budayawan Goenawan Susatyo Mohamad.

Lalu ada ahli sastra Jawa kuno dan penyusun kamus Jawa kuno-Inggris Petrus Josephus Zoermulder (alm) yang berjasa dalam pelestarian sastra Jawa dan budaya Indonesia, serta komponis karawitan Jawa dan pendukung utama Sendratari Ramayana Wasijolodoro (Ki Tjokrowasito) yang pernah mengembangkan studi karawitan dan menyusun karawitan studio RRI Yogyakarta.

Juga diberikan penghargaan Satyalancana Kebudayaan atas jasa dalam bidang kebudayaan pada umumnya atau satu kebudayaan tertentu pada khususnya, kepada pencipta tari Serampang Dua Belas Sauti (alm), arsitek Josef Prijotomo dan seni rupa keramik Hildawati Soemantri (alm).

Selain itu perupa seni patung Bali I nyoman Tjokot (alm), antropolog M Junus Melalatoa (alm), Kartunis Agustin Sibarani (alm), sutradara film Kotot Sukardi (alm), perintis perfilman Indonesia Suryo Sumanto dan pendiri sekolah seni serta keterampilan Muhammad Syafii (alm).

"Total ada 44 orang yang berlatar belakang berbagai keahlian dan peranan untuk turut berkontribusi pada perkembangan kebudayaan kita," kata Kacung.

Beberapa penerima penghargaan kebudayaan seperti komponis musik, pianis, pelopor, inspirator bagi generasi muda yakni Ananda Sukarlan, konduktor musik serta komposer Avip Priyatna, arsitek komtemporer (alm) Frederich Silaban, pakar komunikasi visual, pelopor wacana ekonomi kreatif (alm) Irvan Noeman, dan lainnya.

Penghargaan juga diberikan kepada fotografer, pendidik pelopor komunitas fotografi jurnalistik (Galeri Fotografi Jurnalistik Antara) Oscar Motuloh.

Bentuk penghargaan yang diberikan sertifikat, pin emas, dan uang sebesar Rp50 juta. Akan diberikan juga penghargaan kepada budayawan yang masuk kategori yang dikhususkan pada anak dan remaja yang berdedikasi pada seni dan kebudayaan, yaitu Batara Saverigadi Dewandoro (18) yang merupakan Seniman Tari dan Koreografi remaja.

Lalu ada Elansyah Putra Merdeka (17) dalam bidang Seni Lukis, Sherina Salsabila (15) yang merupakan penulis produktif, Dalang cilik Vicky Wahyu Hermawan R (12) dan Pelukis Putri Yumna Salsabila Uphadana (13).

Pada tahun ini juga diberikan penghargaan kepada maestro seni tradisi kepada maestro alat musik gong dan gendang asal Kalimantan Tengah, Mael Aya (73), maestro alat musik sampe asal Kalimantan Utara yakni Arang (60), penutur tujai asal Gorontalo, Abdul Wahab Lihu (78), maestro pemusik, pencipta lagu dan penari tarian tradisional Suku Pamona, Yustinus Hockey (70), penari, penyair, perupa asal Sorong, Jan Malibela (73).

"Serta ada Orang Asing yang juga berkontribusi seperti Anthony H. Jhons, Sandra Niessen dan Henry Chambert-Loir. Penghargaan seperti ini perlu, karena mereka adalah pahlawan yang sebenarnya dalam melestarikan budaya sambil memajukan juga masyarakat," ujar dia.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015