Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan perangkat lunak SAP SE menyatakan telah menyelesaikan SAP Social Sabbatical, sebuah program pemberdayaan sektor pendidikan melalui transfer ilmu pengetahuan yang kali ini sasarannya 3 organisai pendidikan di Surabaya, Jawa Timur.

Sembilan orang karyawan SAP telah menyelesaikan satu bulan tugas dimana mereka bekerja sama dengan tiga organisasi pendidikan di Surabaya untuk membantu dalam mengatasi tantangan bisnis serta merangsang pertumbuhan ekonomi lokal, kata SAP dalam pernyataan yang diterima ANTARA News di Jakarta, Selasa.

Social Sabbatical merupakan program yang melibatkan para talenta SAP di seluruh dunia dalam berkontribusi waktu dan keahlian untuk membantu memberdayakan organisasi dalam sektor pendidikan atau kewirausahaan di pasar negara berkembang, sambil memperkuat kompetensi kepemimpinan mereka, lintas sektor industri pengetahuan dan sensitivitas antarbudaya.

Sembilan karyawan SAP berasal dari negara berbeda, mulai dari Amerika, Rusia, dan Australia, memanfaatkan keahliannya dalam bidang seperti strategi, pemasaran, IT, human resources, finansial, dan konsultasi, mengarahkan ketiga organisasi pendidikan di Surabaya mengenai isu berkaitan dengan transfer ilmu pengetahuan, perencanaan strategi, analisis data, dan sistem manajemen pengetahuan yang berbasis pada web.

Mereka dihadapkan pada dinamika perkembangan pasar, tim yang beragam, dan memiliki sejumlah kesempatan untuk mengasah kemampuan kepemimpinan mereka.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Ciputra, dan Prestasi Junior Indonesia merupakan tiga organisasi pendidikan lokal di Surabaya yang mengambil manfaat dari Program SAP Social Sabbatical.

Dr Ing Setyo Nugroho, Wakil Dekan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember mengatakan,"Tim SAP membahas isu-isu tentang bagaimana mengembangkan model bisnis di seluruh wisata bahari, membantu kami untuk mendiskusikan berbagai aspek dari energi, transportasi, ekonomi, keanekaragaman hayati, bisnis wisata bahari dan lingkungan."

Menurut Setyo Nugroho, berpatokan dari pulau-pulau yang sama kecil di tempat lain di dunia yang dikombinasikan dengan wawasan bisnis yang kuat dan penalaran suara dari tim SAP telah menghasilkan perspektif komersial yang berharga dari konsep pembangunan pulau kecil.

Suryani Halim, Kepala Inkubator Bisnis Universitas Ciputra, mengatakan bahwa Universitas Ciputra sangat senang dengan program SAP Social Sabbatical terutama para peserta SAP, Mr. Steve Weiss, Mr. Gregory Miller, dan Ms. Krestinna Gorodetskaya yang secara kreatif telah bekerja dalam pengembangan dan implementasi praktik terbaik, dan telah memberikan awal yang baik untuk perkembangan jaringan alumni Universitas Ciputra.

Sementara Robert Gardiner, Penasehat Manajemen untuk Prestasi Junior Indonesia (PJI) mengatakan, para sukarelawan SAP telah membantu dalam mengembangkan sistem strategis dan bahan pendukung untuk PJI dalam membantu mereka yang kurang beruntung dalam mencapai pekerjaan yang baik setelah lulus dari sekolah.

“SAP berkomitmen membantu dunia berjalan lebih baik dan meningkatkan kehidupan masyarakat dengan membuat investasi sosial strategis yang memiliki dampak cukup panjang dan berkelanjutan pada masyarakat," kata Megawaty Khie, Wakil Presiden dan Managing Director SAP Indonesia.

Jacob Stark dari Program Pengembangan Kepemimpinan IMPACT di SAP dan merupakan salah satu peserta Social Sabbatical di Surabaya mengatakan," Saya percaya bahwa tipe kolaborasi ini dan membagikan ide merupakan hal yang penting, saat kita mencari cara mengatasi berbagai isu kompleks yang dihadapi dunia saat ini.”

Kathleen Rossi, peserta Social Sabbatical lainnya mengatakan, program itu memberinya sebuah pemahaman yang mendalam dari tantangan yang dihadapi oleh komunitas berkembang, dan bagaimana bisnis dapat membantu membahas isu tersebut.

Pewarta: Suryanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015