Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Agama kini sedang memetakan potensi pondok pesantren (ponpes) di Provinsi Papua yang meliputi delapan kategori, yaitu ponpes agribisnis, koperasi, perikanan/ maritim, kewirausahaan, perkebunan, peternakan, perdagangan, dan teknologi informasi (TI).

Informasi dari Kemenag di Jakarta, Selasa menyebutkan, dari 29 ponpes yang ada di Provinsi Papua, sebagian besar di antaranya memiliki potensi pertanian atau agribisnis, peternakan, perdagangan, dan kelautan.

Ponpes terbesar di Papua adalah Daarul Maarif Numbay di Abepura. Saat ini ponpes tersebut memiliki jumlah santri 431 orang. Ponpes yang berlokasi di dekat Pasar Youtefa Jayapura tersebut memiliki potensi perdagangan.

Sementara itu ,Kabid Pendidikan Islam Kanwil Kemenag Provinsi Papua Drs H Najaruddin Toatubun MM mengemukakan, pengembangan ponpes di Papua dan di daerah perbatasan sangat penting karena ponpes bisa membantu pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan warga setempat.

Menurut Najaruddin, jika kesejahteraan rakyat meningkat, suasana damai pasti akan terpelihara. Dalam kaitan itu Kanwil Kemenag Provinsi Papua kini melakukan verifikasi untuk memetakan potensi usaha ponpes di Papua untuk pengembangan potensi ekonominya menuju ponpes yang mandiri.

Kabid Pendidikan Islam Kanwil Kemenag Papua yang juga Ketua Pengurus Wilayah Mathlaul Anwar (PWMA) Papua itu lebih lanjut mengemukakan, Ormas Islam Mathlaul Anwar mendukung sepenuhnya prakarsa Kemenag untuk pengembangan ponpes di Papua, khususnya di perbatasa dengan Papua New Guinea (PNG).

Mengenai keadaan di Tolikara, Papua yang pada 17 Juli lalu terjadi penyerangan terhadap jamaah shalat Idul Fitri setempat, Najaruddin mengemukakan, saat ini suasananya sudah tenang seperti terbukti dengan sudah terselenggaranya sholat Jumat di Masjid Tolikara dengan aman dan damai.

Oleh karena itu, ia merasa yakin Hari Idul Adha pada 24 September 2015 akan berlangsung damai di Tolikara. Ia juga menyambut baik pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Mathlaul Anwar (PBMA) KH Ahmad Sadeli Karim beberapa hari lalu tentang pentingnya kedamaian dalam perayaan Idul Adha di Tolikara.

Pewarta: Aat Surya Safaat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015