New York (ANTARA News) - Saham-saham Wall Street jatuh pada Selasa (Rabu pagi WIB), bergabung dengan penurunan ekuitas Eropa karena kekhawatiran tentang pertumbuhan global dan berkembangnya skandal emisi Volkswagen.

Dow Jones Industrial Average turun 179,72 poin (1,09 persen) menjadi berakhir di 16.330,47.

Indeks berbasis luas S&P 500 ditutup turun 24,23 (1,23 persen) menjadi 1.942,74, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq merosot 72,23 poin (1,50 persen) menjadi 4.756,72.

Raksasa otomotif Ford dan General Motors masing-masing kehilangan 2,8 persen dan 1,9 persen, ketika saham-saham mobil global jatuh karena skandal Volkswagen.

Saham teknologi secara umum lemah dengan Apple kehilangan 1,6 persen, Facebook turun 2,7 persen dan Google berkurang 2,0 persen.

Bank of America merosot 0,8 persen nilai sahamnya karena pemegang saham memilih mendukung mempertahankan kepala eksekutif Brian Moynihan sebagai ketua, berpaling dari upaya pengritik yang berusaha melucuti Moynihan dari pos kedua.

Anggota Dow Goldman Sachs kehilangan 2,0 persen karena kepala eksekutif Lloyd Blankfein mengungkapkan dia akan menjalani pengobatan limfoma. Blankfein mengatakan ia telah sembuh dari kanker darah dan prognosisnya baik.

Con-Agra Foods tenggelam 7,1 persen setelah raksasa makanan itu memperingatkan labanya akan secara negatif dipengaruhi oleh dolar AS yang kuat dan biaya pemasaran lebih tinggi.

Sementara General Mills sahamnya naik 0,6 persen setelah melaporkan bahwa laba bersih kuartal pertamanya melonjak 23,6 persen menjadi 426,6 juta dolar AS.

Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi pemerintah Amerika Serikat berjangka 10-tahun turun menjadi 2,14 persen dari 2,20 persen pada Senin, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 2,94 persen
dari 3,02 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.

Para analis mengutip meningkatnya kekhawatiran tentang pertumbuhan global menyusul data ekonomi Tiongkok yang lebih lemah dan jatuhnya harga tembaga serta komoditas utama lainnya sebagai pemicu.

"Saya hanya berpikir kita berada di periode ini di mana investor khawatir tentang pelambatan," kata Alan Skrainka, kepala investasi di Cornerstone Wealth Management.

Analis juga mengutip laporan dari Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) yang memproyeksikan pertumbuhan lebih rendah di Asia setelah memangkas proyeksi pertumbuhan Tiongkok pada 2015 menjadi 6,8 persen dari proyeksi sebelumnya 7,2 persen, demikian seperti dilansir kantor berita AFP. (Uu.A026)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015