Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Jakarta, Djan Faridz mengusulkan kepada pemerintah daerah agar segera membangun pasar hewan halal yang representatif dan higienis.

"Keberadaan pasar tersebut, nantinya bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban tiap tahun. Namun, juga untuk kebutuhan hewan peliharaan yang dapat dipotong dan dikonsumsi dagingnya secara halal setiap hari oleh masyarakat," katanya usai mengikuti shalat Idul Adha di Jakarta, Kamis.

Selain pembangunan pasar hewan, partai berlambang kabah ini juga mengimbau kepada pemerintah untuk mendorong lembaga perbankan dan lembaga keuangan masyarakat agar memperkenalkan tabungan hewan kurban syariah bagi masyarakat.

Penyediaan jasa penyimpanan, berfungsi untuk menyiapkan hewan kurban yang sesuai kualifikasi, berdasarkan simpanan tabungan perorangan atau kelompok masyarakat.

"Sehingga masyarakat atau kelompok masyarakat mendapat hewan kurban sesuai kualifikasi syariah, terjangkau dan tepat waktu. Jasa perbankan atau lembaga keuangan masyarakat juga dapat memperkenalkan dan mengembangkan fiqih kurban secara profesional," terang Djan Faridz.

Di samping kedua usulan di atas, DPP PPP mengusulkan kepada pemerintah lewat kementerian agama agar penentuan pelaksanaaan Idul Adha 10 Dzulhijah, tidak boleh mendahului atau bersamaan dengan pelaksanaan Hari Arafah 9 Dzulhijah di Tanah Suci.

Alasannya, karena hari Arafah 9 Dzulhijah atau saat pelaksanaan wuquf jamaah haji adalah waktu yang diterima oleh semua mazhab dan negara. Apalagi, zona waktu Indonesia selisih 3 atau 4 jam lebih dulu jatuh matahari daripada wilayah waktu zona Saudi Arabia.

Untuk mengembalikan semangat berkorban untuk bangsa dan sesama yang mulai terkikis, DPP PPP mengimbau agar menjadikan momentum Idul Adha sebagai momentum "gerakan berkurban nasional"..

"Para stakeholder negeri ini telah banyak kehilangan semangat berkorban. Akibatnya bangsa ini juga selalu kehilangan cara menyelesaikan masalah mendasar yang memenuhi hajat hidup rakyat kebanyakan," tutur Djan Faridz.
(F004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015