Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan asumsi pertumbuhan ekonomi yang diusulkan Komisi XI DPR RI untuk RAPBN 2016 sebesar 5,3 persen merupakan perkiraan moderat dalam menghadapi tantangan global.

"(Angka asumsi) 5,3 persen untuk 2016 bukan perkiraan optimistis, tapi moderatnya bisa," katanya saat ditemui di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya, pemerintah bersama Komisi XI DPR memutuskan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2016 sebesar 5,3 persen atau mengalami revisi dari asumsi yang diajukan sebelumnya sebesar 5,5 persen.

Revisi asumsi tersebut lebih realistis dalam menyikapi perkembangan ekonomi global saat ini hingga tahun depan, tanpa meninggalkan optimisme serta kemungkinan adanya perbaikan situasi di negara maju maupun negara berkembang.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan optimisme bisa terlihat dari proyeksi perekonomian global yang diperkirakan lebih baik daripada kondisi dua tahun terakhir. Namun, Indonesia harus mewaspadai potensi penurunan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok pada 2016.

"Tiongkok diproyeksikan mengalami perlambatan tahun depan hanya 6,3 persen dari (prediksi sebelumnya) 6,8 persen. Karena ekonomi kita dekat dengan Tiongkok, terutama ekspor dan impor, kita harus waspada terhadap sign kurang bagus tersebut," ujarnya.

Sementara, Bank Indonesia (BI) memprediksi perekonomian Indonesia tumbuh pada kisaran 5,2 persen-5,6 persen pada 2016, dan asumsi yang sepakati dalam rapat kerja Komisi DPR RI XI tersebut masih sejalan dengan proyeksi perekonomian BI tahun depan.

Deputi Direktur Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk Indonesia, Edimon Ginting menambahkan perekonomian Indonesia diperkirakan bisa tumbuh lebih baik pada 2016 atau mencapai angka 5,4 persen karena belanja pemerintah dan investasi sebagai dampak dari paket kebijakan deregulasi, mulai memberikan kontribusi.

"Dampak dari percepatan deregulasi, investasi infrastruktur yang lebih kuat dan pemulihan ekspor yang sebagian dipicu oleh devaluasi, diharapkan dapat berkontribusi pada naiknya kinerja ekonomi tahun depan," jelas Edimon.

Belanja pemerintah bisa memberikan sumbangan pada perekonomian 2016, karena pemerintah telah melakukan upaya untuk percepatan penyerapan anggaran, seperti menyederhanakan prosedur pengadaan tanah serta mempercepat proses lelang proyek pemerintah.

Sedangkan, reformasi kebijakan melalui peluncuran paket kebijakan deregulasi dan kemudahan dalam proses perizinan investasi, bisa mendorong investasi swasta di sejumlah proyek infrastruktur dan mempercepat pembangunan proyek strategis nasional.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015