Kondisi tidak sesuai perkiraan. Dalam perjalanannya bisa berbeda dan tidak sesuai prediksi"
Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) merencanakan untuk merevisi proyeksi rata-rata nilai transaksi harian saham dari sebelumnya Rp7 triliun menjadi Rp6 triliun pada tahun 2015, menyusul pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang diluar perkiraan.

"Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2015 diproyeksikan rata-rata nilai transaksi saham harian sebesar Rp7 triliun. Kami akan revisi menjadi Rp6 triliun. Lihat saja IHSG year to date mengalami penurunan," kata Direktur BEI Hamdi Hassyarbaini di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan bahwa revisi itu dikarenakan asumsi makro ekonomi Indonesia yang tidak sesuai dengan harapan. Pada RKAT 2015 disebutkan, BEI mengasumsikan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,40-5,70 persen, laju inflasi di kisaran 5,50-5,75 persen, suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) tiga bulan 6,20 persen, suku bunga deposito rupiah 8,20 persen, dan kurs rupiah Rp12.000 per dolar AS.

"Kondisi tidak sesuai perkiraan. Dalam perjalanannya bisa berbeda dan tidak sesuai prediksi," katanya.

Sementara itu berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, tercatat rata-rata nilai transaksi saham harian per 25 September sebesar Rp5,81 triliun. Sedangkan IHSG BEI terkoreksi 19,47 persen menjadi 4.209,43 poin secara "year to date".

Hamdi Hassyarbaini juga mengatakan bahwa BEI bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan sedang membahas perubahan fraksi harga saham (tick price) agar sesuai dengan keinginan dari pelaku industri pasar modal.

Saat ini, BEI membagi tiga kelompok fraksi harga saham yakni harga saham kurang dari Rp500 memiliki fraksi Rp1 dan pergerakan harga maksimum perubahan Rp20. Lalu, harga saham Rp500-Rp5.000 memiliki fraksi harga sebesar Rp5 dan pergerakan harga maksimum perubahan Rp100. Dan, harga saham Rp5.000 ke atas memiliki fraksi Rp25 dan pergerakan harga maksimum Rp500.

"Rencananya menjadi lima kelompok, sehingga agak longgar. Ada pembahasan dengan pihak OJK. Diharapkan bisa tahun ini," kata Hamdi Hassyarbaini.

Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio menyampaikan bahwa pihaknya bersama Otoritas Jasa Keuangan sedang membahas aturan II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas khususnya perihal fraksi harga.

"Ada beberapa kajian terkait itu termasuk dari usulan asosiasi dan FGD (forum group disscusion) dengan investor," kata Tito Sulistio.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015