Beirut (ANTARA News) - Gerakan Syiah Lebanon, Hizbullah, sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad memastikan gencatan senjata enam bulan untuk kota yang dikuasai pemberontak di Zabadani dan dua kota Syiah lain di baratlaut.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kepada televisi gerakan itu, Al-Manar, pada Jumat bahwa kesepakatan tersebut dicapai di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dengan perantara sekutu Damaskus, Iran.

Gencatan senjata itu akan membawa konsekuensi pada evakuasi kelompok bersenjata dan yang terluka dari Zabadani (antara Damaskus dengan perbatasan Lebanon) ke Provinsi Idlib (di utara) dalam pertukaran dengan evakuasi 10.000 warga dari desa Fuaa dan Kafraya ke wilayah pemerintah, katanya.

Pada Kamis, Juru Bicara PBB Jessy Chahine mengatakan kepada AFP bahwa perkembangan baik terjadi dalam pembicaraan yang diperantarai PBB, tetapi ia menambahkan semua itu tergantung pada para pihak untuk menyampaikan jika ada kesepakatan yang dicapai.

Pada Juli, pasukan pro-pemerintah melancarkan serangan dalam upaya untuk menguasai kembali Zabadani.

Hal tersebut mendorong aliansi pemberontak, termasuk ekstremis Muslim Sunni Al-Qaida mengepung desa-desa di Provinsi Idlib, yaitu Fuaa dan Kafraya yang mayoritas penduduknya Syiah.

Direktur Kelompok Observasi Hak Asasi Manusia untuk Suriah Rami Abdel Rahman mengatakan gencatan senjata itu dicapai antara pejuang pemberontak, termasuk kelompok militan Islam Ahrar al-Sham dan pasukan-pasukan pro-rezim serta sekutu-sekutu Hizbullah.

Sebelumnya, gencatan senjata singkat yang telah disepakati antara pihak-pihak yang bertikai sering goyah.

Sumber Suriah yang melakukan pembicaraan dengan AFP pada Kamis bahwa kesepakatan itu akan melibatkan evakuasi sekitar 10.000 warga sipil pada Sabtu dan Minggu dari desa Fuaa dan Kafraya yang terkepung.

Mereka akan diangkut dengan menggunakan kendaraan-kendaraan milik Palang Merah ke daerah-daerah yang dikendalikan rezim.

Sebagai gantinya, sekitar 500 pemberontak akan menarik diri dari Zabadani dan menuju Provinsi Idlib.

(Uu.B020)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015